Knowledge and Experience. They just know how to keep me feel alive.....


Wednesday, April 27, 2011

Selamat makan!

Happy eating, fellas! Be grateful for what you can eat today, because there are lots of people out there who can barely taste the dish..

Lalita



Live, Love, Celebrate! Belakangan tulisan ini aktif terpampang di status Blackberry Messenger saya. Bukan tanpa sebab saya memasang status tersebut, tapi 3 kata itu merupakan tagline dari usaha kecil-kecilan yang saya mulai bersama sahabat saya sekitar hampir 2 tahun lalu. "Lalita Party Organizer".

Awalnya, ini hanya proyek iseng-iseng saya dengan dua sahabat saya, Bee dan Ly. Kami sepakat untuk sama-sama membangun sebuah party organizer yang fokus mengatur/mengadakan pesta ulang tahun usia anak-anak dan remaja. Setelah melalui rapat berjam-jam dan perdebatan panjang, kami memutuskan nama "Lalita" sebagai nama party organizer kami (nama yang diambil dari seorang Dewi di agama Hindu yang digambarkan sangat cantik, indah dan selalu membawa keceriaan juga kebahagiaan). Dan dengan bantuan seorang teman saya dari bagian artistik di kantor majalah dulu, kami menentukan tagline dan membuat logo untuk usaha kecil-kecilan kami ini. Hasilnya seperti gambar di atas! :)

Sayangnya, kami sempat off beberapa lama karena kesibukkan kami dengan pekerjaan utama kami masing-masing dan si gadis cantik lalita tidak sempat terurus. Sampai akhirnya bulan Oktober tahun lalu seorang teman menghubungi Bee dan memohon bantuan jasa dari kami untuk mengurus pesta pernikahannya. Yak, pesta pernikahan! Kami sempat ragu di awal untuk menerima tawaran ini, karena kembali pada fokus kami sebelumnya, bahwa kami menjual jasa untuk mengorganisir pesta ulang tahun anak-anak dan kami bukanlah wedding organizer. Tapi, akhirnya kami setuju untuk menerima tawaran ini sebagai proyek pertama si gadis cantik lalita. Tawaran yang juga sekaligus tantangan bagi kami untuk membuktikan kemampuan kami sebagai sebuah party/event organizer.

Ini mungkin proyek pertama bagi kami bertiga sebagai sebuah tim (Lalita), tapi ini bukan event pertama untuk kami secara pribadi. Saya pernah bekerja sebagai part-timer party entertainer di KidSport Pondok Indah yang tentu saja pekerjaan saya tersebut berhubungan dengan pesta ulang tahun anak-anak. Belum lagi pengalaman saya membantu mengurus pernikahan kakak saya dan keaktifan saya dulu dalam mengurus acara-acara di sekolah maupun di kampus. Bee dan Ly juga demikian. Mereka jauh lebih berpengalaman dibanding saya. Bee pernah menjadi event organizer untuk pesta sweet 17th salah satu anggota keluarganya dan Ly sudah beberapa kali terlibat dalam mengurus pesta pernikahan. 

Berbekal pengalaman-pengalaman kami itu dan semangat perjuangan'45 yang kami miliki, kami menjalani proyek "The Wedding" ini dengan optimis dan penuh percaya diri. Hasilnya? We nailed it! Alhamdulillah kami berhasil membentuk sebuah tim yang hebat dan acara pernikahan terbilang lancar. Memang ada satu-dua kendala dengan klien kami sepanjang perjalanan menuju hari-H. Tapi kami dan tentunya klien kami puas dengan hasil yang kami capai hingga acara selesai. ^_^

Berikut beberapa foto hasil pekerjaan kami pada hari H (sementara hanya foto-foto yang saya ambil dengan handphone saya sebelum acara dimulai, more photos are coming soon) :








Kalau teman-teman ada yang berminat memakai jasa party organizer LALITA, jangan ragu untuk menghubungi kami. Kami siap membantu! :)


Salam,
Gie




Monday, April 25, 2011

Sepotong cerita lama

Participants:
-------------
Saya, Dia
Messages:
---------
View recent messages
Saya: Eeeh, ada yang ulang taun ya hari ini??
Saya: Happy birthday *****! I wish u all the best.. Semoga bahagia selalu.. Proost! *beer*
Dia: :p makaciii mantan nakalll
Dia: Sukses slaluu utk mu jugaa yaaa..:)
Saya: Sipooo!! ;)
Saya: Hehe

Sepenggal obrolan di atas terjadi antara saya dengan seseorang yang pernah singgah dalam hidup saya. Kami tidak pernah menjalin hubungan serius dan waktu kami 'berhubungan', dia sudah punya seseorang untuk dia sebut pacar. Mungkin itulah kenapa dia memanggil saya 'mantan nakal'.

Saya pernah sayang dia, bahkan dengan keadaan sudah ada orang lain di sampingnya saat itu. Entah bercanda atau serius, saat kami dekat dia seringkali bilang, "Tungguin aku ya, Gie" yang mengacu pada kenyataan bahwa dia meminta saya menunggunya sampai dia punya keberanian yang cukup untuk memutuskan hubungan dengan pacarnya. Tapi saya tidak sesabar itu dan mungkin juga dia tidak seserius itu dengan perkataannya. Mungkin saja saya hanya terlalu Ge-eR dan mudah percaya kata-katanya. Buktinya sampai detik ini pun dia masih bertahan dengan orang yang sama.

Saya tidak pernah tahu perasaan dia sebenarnya saat kami dekat. Mungkin dia juga terlalu bodoh untuk bisa melihat kalau saya pernah begitu peduli dan 'ngarep' sama dia (Because I was playing cool :p ). Dan mungkin saja, kalau saya belum bertemu seseorang lain dalam hidup saya, saya masih (rela) terjebak dengan ketidakjelasan 'hubungan' kami.

Tapi toh pada akhirnya saya memilih untuk move on. Bagi saya saat itu, move on adalah pilihan terbaik untuk kami berdua. Saya cukup sadar diri untuk tidak terlalu jauh melangkah dalam hubungan kami. Saya tidak mau merusak hubungannya dengan pacarnya, yang di mata saya terlihat sebagai gadis yang setia dan sangat pengertian.

Ketika saya mempublish hubungan saya dengan orang lain, dia pernah nyeletuk ,"Tuh kan ga mau nunggu. Jahat banget sih." Rasanya saya ingin menjitak kepalanya dan bilang "Helloooww gue udah sabar banget kali nungguin lo!" Tapi yang terjadi justru saya hanya mampu membalas kata-katanya dengan senyuman, dan berusaha sebaik mungkin tampil di hadapannya.

Dan sekarang semua itu hanya cerita lama. Tidak ada lagi cerita antara saya dan dia. Walau kami masih sempat saling menggoda, tapi pada akhirnya kami lelah sendiri. Dia sempat selalu menjadi orang pertama yang menyapa saya dan komen setiap kali saya mengganti foto profile bbm saya dengan pacar saya. Entah cemburu atau apa namanya, tapi saya senang dan puas melihat dia seperti itu.

Ya, saya sudah berhasil move on dan melupakan dia. Dan saya tidak mau melakukan kesalahan yang sama lagi seperti dulu. Berharap pada orang yang salah. Dear you, thank you for being a part of my life and taught me such a valuable lesson. I truly wish you all the best with your life. Let's us find our own happiness! :)

Semoga cerita ini bisa jadi pelajaran bagi kita semua.

Salam,
Gie

Thursday, April 21, 2011

Pulang

Pelukan tulus dari orang terkasih kadang bisa menjadi obat ampuh untuk membasuh luka hati. Walau tidak bisa menyembuhkan seutuhnya, tapi mampu mengurangi rasa perih yang terasa.

Saya ingin pulang. Dan meminta obat itu dari Ibu.

-Gie-


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Lesson's learned today

"Offensive words come out from they who never think about other people's feeling. Because they only think about their self."


-Gie-


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

percaya dan kecewa

Memberikan kepercayaan pada seseorang bukanlah hal yang mudah seperti berkedip atau (kalau kata orang banyak) membalikkan telapak tangan. Setidaknya itu pendapat saya. Susah bagi saya mempercayai kata-kata/perbuatan/janji orang lain begitu saja. Butuh waktu lama untuk membuat saya yakin dan percaya akan sesuatu. Begitu saya percaya pada sesuatu/seseorang, itu berarti saya hampir 100% yakin akan komitmen dari sesuatu/seseorang tersebut.

Sayangnya ketika komitmen (sesederhana apapun itu) yang dipercayai hanyalah sebetas 'kata' tanpa 'tindakan riil' dalam dunia nyata, maka hanya kekecewaan yang ada sebagai akibatnya. Kekecewaan yang mampu membuat kita sulit atau mungkin tidak akan pernah percaya lagi.

Satu kali, dua kali kecewa, wajar. Tapi lebih dari itu?

Kalau sudah begitu harus percaya bagaimana lagi? Percaya pada siapa atau apa lagi? Mungkin ada benarnya ketika orang bicara pada saya : "Percaya sih sama manusia, percaya tuh sama Tuhan. Itu udah paling bener."

Entahlah.

-Gie-