Knowledge and Experience. They just know how to keep me feel alive.....


Monday, June 06, 2011

Pengecualian

"Maybe I know somewhere deep in my soul that love never lasts. And we've got to find other ways to make it alone, keep a straight face. And I've always lived like this, keeping a comfortable distance. And up until now I had sworn to myself that I'm content with loneliness, because none of it was ever worth the risk.... 

Well you are the only exception...  

I've got a tight grip on reality
but i can't let go of what's in front of me here... 

You are the only exception... And I'm on my way to believing"

Penggalan-penggalan bait lagu The Only Exception-nya Paramore, tidak berhenti bermain dalam kepala saya sejak sore hari kemarin. Saya bingung. Padahal saya cuma mendengar lagu itu satu kali dari playlist di ipod saya kemarin. Itu pun saya dengar dalam perjalanan menuju bandara, menemani sahabat saya mengantar kepergian pacarnya. Hanya sekelibat saja.

Seringnya kalau satu lagu terus-terusan berputar dalam pikiran saya, itu karena : 1. saya tidak sengaja mendengar teman saya menyanyikan lagu itu dan bikin saya latah ikut-ikutan nyanyi sampai akhirnya lagu itu terus nyantol dalam otak saya, atau 2. lagu itu punya suatu makna buat saya.

Banyak dari kita pasti sering mengalami alasan yang no. 1. Betul? Nah, tapi sepertinya buat saya kejadian yang saya alami sekarang lebih pada alasan no. 2. Mungkin saya harus mengambil pelajaran dari lagu di atas. Saya harus terus belajar mengikis sedikit demi sedikit tembok yang saya bangun dalam diri saya. Antara saya dengan 'Cinta'. Harus belajar untuk percaya kalau bisa saja seseorang jadi 'only exception' untuk saya. Saya cuma ingin bahagia. Setiap orang cuma ingin bahagia. Tapi kadang saya tidak tahu bagaimana caranya untuk bisa bahagia, terutama dalam hal cinta.(Kasian banget deh lo, gie... (-_-")) 

Yah, semoga saja kebahagiaan itu memang ada buat saya, juga buat orang-orang yang pernah melalui hal-hal yang saya pernah lalui. Tapi pada siapa cinta saya berlabuh sampai garis akhir, kematian, saya nanti, saya tidak akan pernah tahu. Yang pasti orang itulah yang berhasil jadi 'only exception' saya.



(taken from: http://rachellwilliams.deviantart.com/art/the-only-exception-picture-154787949)

Sunday, June 05, 2011

Saya dan facebook

Membuka situs bukumuka alias facebook, membaca-baca blog teman, berbicara via skype dengan dia atau sekedar browsing iseng mencari-cari hal yang menarik dan bisa dinikmati, adalah beberapa kegiatan iseng saya tiap minggu malam kalau sedang tidak pergi ke luar rumah/kos. Semua kegiatan itu bisa aja sih tiap hari saya lakuin, tiap abis pulang kerja misalnya. Tapi ga tau kenapa saya lebih bisa betah berlama-lama ngecek facebook, baca blog dll cuma pada minggu malam. Mungkin kalau hari biasa saya sudah terlalu capek begitu sampe kos setelah seharian bekerja di depan komputer, jadi keinginan untuk buka laptop lagi dan menghadapkan muka ke laptop udah ga ada. I'm not interested at all.

Jadi, saya baru aja selesai ngecek facebook dan mampir ke profile beberapa teman hari ini. Berasa macam stalker aja, hahaha. Well, ga ada niat kok untuk jadi stalker. Kalau saya buka profile beberapa teman, biasanya saya lihat profile teman-teman lama saya yang sudah lama juga tidak saya temui, cuma sekedar ingin tahu bagaimana keadaan mereka sekarang dan apa semua baik-baik saja dengan mereka. Kalau sedang super iseng, saya suka menulis di wall mereka atau memberi komentar di foto-foto mereka. Tapi kalau engga ya cuma mampir lewat aja.

Ada beberapa teman yang sukses membuat saya iri tiap kali melihat kabarnya di facebook, tapi ada juga yang bikin saya ngelus dada pertanda ga nyangka atau justru "kasian" melihat keadaan/kehidupan mereka sekarang. Saya kagum dengan mereka yang begitu gigih bekerja dan bisa jadi sukses dengan usaha mereka sendiri, entah itu dalam pekerjaan atau pendidikan. Saya bangga sekaligus iri punya teman seperti mereka. Kadang-kadang saya suka bertanya pada diri sendiri, "Kapan ya gue bisa jadi kayak mereka? Apa gue udah cukup berhasil jalanin hidup gue?" atau pertanyaan konyol macam "Kira-kira kalau orang lain liat fb gue, mereka akan mikir apa ya tentang gue?" Hehehe. Yah kurang lebih begitulah saya, suka khawatir dengan image saya di mata orang lain, while I shouldn't be like that.

Kalau sama teman-teman yang bikin saya ngerasa aneh tiap lihat profile/foto-foto mereka, biasanya saya cuma berani bilang dalam hati "Ni anak kenapa jadi begini banget deh?" atau "Iiiih... alay!", atau bisa juga "Ya ampuun, kayaknya dulu gue/dia ga begitu-begitu amat deh, lebay!" :-p Ya pikiran-pikiran atau komen-komen jahat kadang-kadang keluar juga dari mulut saya begitu saja. Dan kalau udah keluar komen-komen dari mulut saya, pasti saya langsung inget teman-teman saya dari Sastra Belanda UI, yang punya hobi sama : mengomentari segala macam hal sampai ke akar-akarnya. Dan lebay. (Aaaahh, jadi kangen mereka..)

Dan lagi-lagi seharusnya saya ga komen-komen jahat macam itu. Karena kalau memang mereka menikmati hidup mereka yang seperti itu, toh berarti mereka memang bahagia. Dan normalnya, saya sebagai teman yang mengenal mereka ikut senang kalau melihat mereka senang, kan?

Tapi berhubung ini blog saya, saya bebas menuliskan apa saja yang saya mau di sini. Untuk satu teman lama saya, atau lebih spesifik lagi teman SMP saya, kalau kamu sewaktu-waktu baca tulisan ini, saya cuma mau bilang : saya masih ga nyangka kamu jadi seperti kamu saat ini. Di umur kamu yang sekarang, kamu mengingatkan saya pada diri saya waktu masih abege dulu. Seperti katak yang baru ke luar dari tempurung, baru melihat dunia luar. Kaget, terkesima dan terlalu terlarut dengan gemerlapnya dunia fana. Your new world (lifestyle) doesn't make you look cool, it does make you look awful. Sorry to say, but it's true. As a friend, all I can tell is you're better than that. And take a good care of yourself. :-)


-Gie-