Knowledge and Experience. They just know how to keep me feel alive.....


Wednesday, January 18, 2012

Mengurus Paspor = Gampang


Bulan April 2012 nanti masa berlaku paspor saya akan berakhir. Itu berarti saya harus segera memperpanjang paspor saya. Awalnya, saya malaaaaaaaassss banget untuk berurusan dengan petugas-petugas di kantor imigrasi. Teringat 5 tahun lalu waktu urus paspor sendiri di kantor imigrasi, udah panas, antriannya panjang, makan waktu dan masih aja gitu sering banget disela sama calo-calo brengkes, bikin saya bete dan jadi males untuk ngurus paspor lagi. Saya jadi sempat kepikiran untuk memakai jasa calo aja. Karena kalau pakai calo, saya hanya perlu datang ke kantor imigrasi satu kali untuk foto dan wawancara. Sisanya akan diurus oleh si calo. Gampang kan?

Tapiiii, biarpun gampang pastinya biaya yang dikeluarkan kalau pakai jasa calo ga sedikit. Kurang lebih 750 ribu rupiah. Uhm... hal ini bikin saya berpikir ulang untuk minta bantuan sama calo (maklum lagi masa sulit, hehehe). Selain itu, saya juga sempat browsing-browsing tentang pembuatan/perpanjangan paspor di internet, dan ternyata banyak yang bilang kalau sekarang sudah ga susah lagi urus paspor sendiri. Jadilah akhirnya saya memutuskan untuk mengurus perpanjangan paspor sendiri, tanpa bantuan calo. *grin*

Kenyataannya emang proses buat urus paspor sendiri ga ribet kok. Untuk buat janji temu pertama, saya pilih dengan cara online lewat situs http://www.imigrasi.go.id/. Situs imigrasi ini cukup lengkap dan ngebantu banget. Cuma perlu isi data dan scan copy KTP, Kartu Keluarga, Akte Lahir/Ijazah/Surat Nikah sesuai petunjuk di situs. Setelah itu, kita bisa pilih tanggal berapa kita mau datang ke kantor imigrasi untuk proses selanjutnya. Dan di akhir, kalau semua sudah beres, kita akan dapat bukti permohonan pembuatan paspor online yang harus diprint dan dibawa pada saat kita datang ke kantor imigrasi.

Senin kemarin, saya pergi ke kantor imigrasi dengan membawa berkas-berkas asli dan fotocopy yang saya submit lewat situs, bukti permohonan online, surat keterangan kerja dari kantor plus paspor lama saya dan selembar materai. Jam 8 kurang 15 menit saya sudah sampe di kantor imigrasi Jakarta Timur. Dan eng ing eng.... saya langsung jiper waktu liat antrian di depan pintu masuk yang panjang. Jam 8 teng pintu masuk dibuka, antrian boleh panjang, tapi ternyata ga lama. Begitu masuk, saya langsung menuju loket untuk pembelian formulir. Kurang lebih 7 ribu saja biaya untuk beli map berisi formulir dan surat pernyataan yang harus saya isi. Selesai beli, saya langsung isi formulir dan surat pernyataannya, lalu segera meluncur ke lantai atas buat ambil nomor antrian penyerahan dokumen.

Begitu naik ke atas, lagi-lagi saya harus antri. Tapi kali ini ada dua jalur antrian. Antrian pertama untuk orang-orang yang sudah sampe proses foto dan wawancara, sementara antrian kedua untuk mereka yang mau menyerahkan formulir permohonan. Keuntungan dari mengajukan permohonan via online, terasa banget begitu saya ambil nomer antrian. Karena untuk mereka yang registrasi via online disediakan loket khusus, nomer antrian yang beda dan jauh lebih cepat. Jadi, ga sampe setengah jam nunggu, nomer saya sudah dipanggil. Wooohoooo!

Di loket online, saya langsung menyerahkan bukti permohonan online dan map yang saya beli sebelumnya lengkap dengan formulir, surat pernyataan (yang sudah saya tandatangani di atas materai), copy KTP, Kartu Keluarga, Ijazah, Akte Lahir dan dokumen asli surat keterangan kerja. Karena saya mau perpanjang paspor, saya juga harus menyerahkan paspor asli saya yang lama beserta copy halaman depan dan belakang paspor tersebut. Setelah semua dokumen itu dicek kilat oleh mbak-mbak petugas imigrasi, saya langsung ditawarkan untuk jadwal wawancara keesokan harinya. Saya langsung mengiyakan tawaran itu dan menerima slip bukti dari si petugas. First step: done! :)

Besoknya saya kembali lagi ke kantor imigrasi. Mengantri untuk foto dan wawancara memang sedikit lebih lama dibanding untuk menyerahkan dokumen. Tapi prosesnya bisa dibilang cepat juga, karena sekarang semua jauh lebih teratur. Nomer antrian yang jelas dan ga ada orang-orang menyela sembarangan, ruang tunggu yang ber-AC, lengkap dengan tempat duduk yang nyaman, bikin ga jadi masalah untuk menunggu sedikit lebih lama. Proses untuk hari kedua kurang lebih begini : menyerahkan slip bukti yang didapat sebelumnya, ambil nomer antrian untuk membayar biaya pembuatan/perpanjang paspor, membayar 255 ribu saja (untuk biaya paspor dan foto) di loket, dapat bukti pembayaran sekaligus dapat nomer antrian untuk foto, kemudian foto dan wawancara.

Kurang lebih kemarin saya butuh waktu 1,5 jam untuk menyelesaikan semua proses tersebut. Tapi kali ini ga pake proses bete-betean karena kepanasan di ruang tunggu dan ga pake ngeluarin sumpah serapah karena antrian diselak sama orang-orang yang tidak bertanggungjawab seperti lima tahun lalu, hehehe. Selesai foto dan wawancara, petugas imigrasi yang mewawancarai saya langsung memberi tahu bahwa paspor saya sudah bisa diambil Senin depan. Tapi karena hari Senin ada libur nasional, jadi saya harus ambil paspornya hari Selasa. Saya hanya perlu membawa bukti pembayaran saja untuk mengambil paspor baru saya nanti. Second step : done!

Sekarang saya tinggal menunggu saja sampai hari yang ditentukan. Ternyata emang mengurus paspor sendiri sudah jauh lebih gampang dan lebih cepat dibanding sebelumnya, selama dokumen yang dibutuhkan kita lengkapi. Biaya yang dikeluarkan pun jauh lebih sedikit kalau ngurus sendiri dibanding pake calo. Ibaratnya, kalo pake calo biaya yang dikeluarkan pasti 2 kali lebih besar dibanding ngurus sendiri. Sayang banget kan? Mendingan uangnya saya pakai buat beli diving gear *eeeeaaaaaaaaa* (Maklum yaaaaa saya lagi getol banget pingin punya peralatan selam sendiri. Hehehe.)


*picture taken from: http://id.wikipedia.org/wiki/Paspor_Indonesia

Thursday, January 12, 2012

Just a thought

Kadang saya ga bisa mengerti kenapa banyak orang yang berani mengambil resiko untuk menikah, tapi pada akhirnya memilih untuk bercerai. Sebut saya kuno, tapi buat saya ya menikah harusnya hanya untuk satu kali dilakukan seumur hidup. Dan bukankah disebutkan juga dalam ajaran salah satu agama "apa yang sudah dipersatukan Tuhan, tidak bisa dipisahkan oleh manusia"? Entah.

Saya bisa maklum kalau ada orang yang menikah lebih dari satu kali karena pasangannya meninggal dunia alias dipisahkan "maut". Tapi selebihnya? Saya tidak bisa paham. Mungkin karena saya belum pernah merasakan menikah. Merasakan hidup bersama dengan orang lain dan berbagi segala hal dengan orang tersebut, from A to Z. Tapi saya tetap boleh berpendapat kan? Menurut saya, ketika dua orang memutuskan untuk menikah ya berarti mereka sudah siap saling menerima kelebihan dan kekurangan (apa pun) itu. Kecuali kalau mereka memang "terpaksa" menikah. (I think you guys know what I mean)

Bagi saya ketika kita menikah berarti kita terikat. Mengikat diri kita dengan orang lain (dan hanya satu orang saja), dan siap untuk selalu berkompromi dengan orang itu. Siap untuk sama-sama sedikit demi sedikit merelakan ego pribadi demi mencapai kebahagiaan bersama. Siap untuk mencintai satu orang saja, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki, seumur hidup dan menjaga cinta yang ada untuk tetap tumbuh, jangan sampai mati. Siap untuk menerima orang itu bahkan ketika dia berada di titik terendah dalam hidupnya. Siap untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk kita menjadi lebih baik. Siap untuk mengubah mindset dari "Gue" jadi "Gue dan Dia". Kurang lebih begitu.

Makanya kadang saya suka heran dan ga bisa mengerti kalau ada dua orang yang sama-sama memutuskan menikah secara baik-baik, membangun rumah tangga, karena saling cinta dan sudah siap lahir batin, tapi ujung-ujungnya cerai juga setelah bertahun-tahun atau berpuluh-puluh tahun menikah. Kadang kalau melihat hal-hal seperti ini bikin saya trauma. Takut untuk menikah (walaupun sebenarnya pengen, hehehe..).

Tapi semoga saja, kalau suatu saat saya memutuskan atau diminta seseorang untuk menikah (ga tau deh sama siapa... semoga orangnya baca :-p *ngarep*), itu hanya akan terjadi sekali dan untuk selamanya. Just like my mom did. Amen.

Friday, January 06, 2012

mood swings


Damn!

It seems like the weather knows exactly what I feel inside. One moment the sun shines, then suddenly the rain falls.

And I call it mood swings.

But I am quite sure that there will always be rainbows after the rain.

Somewhere, somehow.

Wednesday, January 04, 2012

Cerita akhir dan awal tahun

Tahun baru kemarin saya punya cerita yang sangat luar biasa. Saya menyebutnya yang tak terlupakan. Unforgettable! Bisa jadi konyol. Pengen nangis juga ketawa ngakak tiap kali ingat apa yang saya alami kemarin. It was just remarkable!

Jadi, seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, pergantian tahun akan saya habiskan di Pulau Pramuka dengan rombongan dari klub diving Hammerhead untuk ujian sertifikasi. Dengan berbekal semangat '45, sekitar jam 6.30 pagi berkumpulah kami, rombongan yang kurang lebih terdiri dari 15 orang (saya, Robin, Bee, *Wawan/Buntal/Raras beserta para instruktur dan peserta lainnya), di pelabuhan Muara Angke. Ini pertama kalinya saya merasakan berangkat dari Muara Angke (biasanya dari Marina cyiiiinn..). Pertama kalinya juga bagi Robin pergi ke kepulauan seribu.

Seperti sudah diduga, pagi itu Muara Angke rameeeeeeeee bangeeeeeettt. Macam musim mudik, ribuan orang berjubel di sana. Disambut dengan cuaca gerimis-gerimis mengundang, bikin jalanan jadi becek-becek banjir. Ditambah bau amis makhluk laut bercampur lumpur dan aroma tak sedap dari perairan yang kotor, inilah awal dari 'kesenangan' kami.

(begini nih suasana Muara Angke,, Yucks!)

Kalau mood saya lagi acak kadut, mungkin saat itu juga saya bakalan milih pulang dan pergi lain waktu aja. Tapi, karena keinginan untuk nyebur ke laut udah menggebu-gebu, saya memilih untuk tetap santai dan menikmati setiap momen hari itu. Sayangnya, hari itu malah jadi semakin parah. Saking ramenya, semua orang dalam sekejap berubah jadi bar-bar. Setiap ada kapal datang, semua langsung berkerubung dan rebutan dulu-duluan naik ke kapal. Karena rombongan kami yang banyak, barang bawaan yang juga ga sedikit dan berat (karena bawa peralatan selam),  kami ga bisa segesit orang-orang lain. Alhasil, jadilah kami terdampar selama kurang lebih 10 jam di Muara Angke, saudara-saudara!!!!

Ya, selama itu. Bisa dibayangkan, sudah berapa kali kami ganti gaya di sana. Dari mulai berdiri, jongkok, foto-foto, duduk, berdiri lagi, tidur, foto-foto lagi, sampe berdiri sambil tidur, kami lakukan di sana. Dari mulai basah kehujanan, kering, basah keringetan karena terjemur matahari sampe akhirnya badan kami terpanggang well done seluruhnya dan siap disantap. Gilaaaaaaaaaa........ Bahkan bau Muara Angke pun sepertinya sudah menyatu dengan bau badan kami.

Baru sekitar jam 4 sore kami dapat kapal menuju Pramuka. Kapal Dolphin namanya. Itupun masih berebutan dengan sisa-sisa manusia amis lainnya yang terdampar di Angke. Masuk kapal, saya, Robin, Bee dan Wawan dapat duduk di sebelah abege-abege alay yang ga jelas banget mau ngapain sama hidupnya. Kenapa saya bilang gitu? Ini alasannya (percakapan yang saya dan Wawan dengar di antara mereka) :

Alay 1 : "Eh ini kapal ke mana sih?"
Alay 2 : "Iya ke pulau apa nih kita?"
Alay 3 : "Gue ga peduli deh ke pulau apa aja. Yang penting gue taun baruan di Pulau"

Saya dan Wawan : *Waaakkwaaaoooo.... Eeeeeaaaaaa... Teeerooorreeeett toooreeettt....  -_____-"*

Denger yang kyak gitu rasanya pengen saya jitak-jitakin satu-satu kepala bocah-bocah itu. Well, saat itu saya pikir "yaudalah yaaa, cuma 3 jam ini di perjalanan sama mereka. Bodo amat deh." Dan ternyata saya salah besar. Sepertinya kata-kata expect the unexpected tepat banget untuk menggambarkan hari itu. Baru satu setengah jam perjalanan, kapalnya mogok. Dan kami pun terombang-ambing di tengah laut.

(mulai stress selama menunggu dan di atas kapal)

Singkat cerita, setelah beberapa lama terombang-ambing, datanglah bala bantuan kapal-kapal kecil buat ngangkut dan ngurangin kapasitas penumpang di Dolphin. Kapal kami akhirnya menepi di Pulau Untung Jawa selama sekitar 45 menit untuk diperbaiki. Selama kapal diperbaiki, saya dan rombongan bisa bernapas sedikit lebih lega. Bisa mengisi perut sambil duduk-duduk menghirup udara laut dari pinggir pantai, sebelum melanjutkan perjalanan.

Dan satu jam sebelum pergantian tahun, saya dan rombongan akhirnyaaaaaa tiba juga di tempat tujuan. Pengen langsung sujud syukur cium tanah rasanya bisa sampe juga dengan selamat. Bayangin aja, perjalanan yang kami tempuh hari itu sebanding dengan perjalanan Jakarta-Amsterdam dengan pesawat terbang. Perasaan saya udah campur aduk sama seperti isi perut dan otak saya yang teraduk-aduk dan berceceran selama perjalanan di laut dengan ombak lumayan besar. Saya dan rombongan pun langsung menuju penginapan, makan malam, mandi dan tepat jam 12 saling mengucapkan selamat tahun baru, sebelum akhirnya pergi tidur.

Besoknya, hari pertama di tahun 2012, jam 6 kurang kami sudah dibangunkan untuk bersiap-siap pergi menyelam. Yeeeaayyy!! Karena waktu banyak terbuang di hari sebelumnya, jadilah hari itu kami harus bergerak lebih cepat. Untuk ujian sertifikasi minimal kami harus dapat 3 kali menyelam. Sedihnya hari itu Bee jatuh sakit. Fisiknya drop karena perjalanan yang kami alami hari sebelumya. Bee terpaksa harus istirahat di penginapan dan ikut ujian pada trip selanjutnya. (Tetap semangat, Buns! :-) ) 

Setengah hari pertama di tahun baru saya habiskan kembali di tengah laut untuk ujian menyelam. Tiga kali menyelam lumayan membayar apa yang sudah saya alami hari sebelumnya. Saya senang! Ujian saya berjalan lancar, tanpa ada gangguan berarti. Pencapaian pertama saya di tahun ini : Punya diving license! ^_^ *walaupun belum beneran dipegang barangnya* Puas juga akhirnya bisa ngelakuin dan ngedapetin yang saya udah lama mau. Hehehe.

Dan tepat jam 5 sore hari itu, kami kembali naik kapal menuju Muara Angke. Untungnya perjalanan pulang ga pake mogok-mogok segala. Walaupun pake rusuh juga pas naik kapal, tapi semuanya jauh lebih aman dibanding waktu berangkat. Perjalanan pulang pun hanya makan waktu 2,5 jam saja. Alhamdulillah. Masih ada aja yang bisa disyukuri, kan? Semoga aja kelancaran di awal tahun yang saya dapat, bisa terus bertahan jadi keberuntungan dan kelancaran untuk saya di sepanjang tahun dalam segala hal.


So, this is my story. What's yours?

-Gie-


Notes:
*Wawan/Buntal/Raras : sejenis makhluk jadi-jadian dari dalam laut, yang saya kenal lewat Bee. 
- Foto-foto lainnya mungkin menyusul nanti :)

Selamat Datang 2012...

Ada perasaan membuncah tiap kali tahun berganti. Senang, sedih, terharu, excited, worried, campur jadi satu setiap kali mengingat apa yang udah terjadi di tahun sebelumnya dan apa yang diharapkan akan terjadi di tahun berikutnya. Yah, harapan saya sih semoga semuanya baik-baik saja di tahun 2012 ini. Semoga saya tetap bisa bertualang sepanjang tahun ini. Menambah pengalaman, istilahnya. (Uhm,, ini berarti harus menabung lebih kencang lagi. Hahahahaa.)

Saya belum punya resolusi apa-apa di tahun ini. *tampar diri sendiri* Belum sempat memikirkan lebih tepatnya. Oh, baru aja kepikiran satu resolusi : Harus bisa nabung lebih banyak!! Hehehe...Tapi yang pasti, saya ingin supaya di tahun 2012 ini saya bisa lebih bahagia lagi dibanding sebelumnya dan juga bisa membahagiakan orang-orang di sekitar saya. "Amiiin ya Allah!"

Dan untuk saat ini ijinkan saya mengucapkan :

HAPPY NEW YEAR TO ALL OF YOU!!
WISHING YOU ALL A VERY HAPPY NEW YEAR 2012...