Bulan Desember identik dengan perayaan Natal bagi umat Kristiani. Saya memang tidak merayakan Natal, tapi seorang mister bule mencoba mengenalkan saya dengan salah satu budaya/tradisi menjelang Natal yang ada di negaranya, tradisi "Sinterklaas". Sinterklaas di sini berbeda dengan Santa Claus yang terkenal di Amerika, bahkan di seluruh pelosok dunia, termasuk Indonesia. Dalam tradisi Sinterklaas, figur pria tua berpakaian uskup lengkap dengan tongkat keuskupannya, diilhami dari tokoh nyata, seorang uskup bernama Santo Nicholas yang dilahirkan di Turki, yang senang memberikan hadiah kepada orang-orang miskin. Sementara karakter Santa Claus yang lebih terkenal, sosok pria tua bertubuh gempal, berjanggut putih, memakai topi, mantel salju dan celana merah dengan garis putih pada ujung-ujungnya lengkap dengan sepatu boots hitam, hanyalah hasil rekayasa seseorang bernama Haddon Sundblom, manajer humas minuman bersoda, Coca-Cola, yang menciptakan karakter tersebut untuk keperluan iklan Coca-Cola di tahun 1931-1964.
(bisa dilihat dari kedua foto di atas : kiri Sinterklaas dan kanan Santa Claus)
Kembali ke tradisi Sinterklaas, di negara si mister bule kesayangan saya itu, sebut saja negara Belanda, tradisi ini dirayakan setiap tanggal 5 Desember. Sinterklaas di sana pun lebih dikenal dengan sebutan "De Goede Sint". Kata si mister, biasanya tradisi ini hanya untuk anak-anak. Anak-anak membuat sebuah "verlanglijstje" (wishlist) sebelum tanggal 5 Desember dan diberikan kepada orang tua mereka, yang mereka percayai kalau orang tua mereka akan meneruskannya kepada Sinterklaas. Lalu pada tanggal 5 Desember, anak-anak yang sudah berkelakuan baik akan mendapat hadiah dari Sinterklaas. Dan biasanya hadiah yang mereka dapat merupakan salah satu benda yang tertulis dalam "verlanglijstje" mereka. Tidak hanya hadiah, tapi mereka juga akan mendapat puisi/sajak yang konon katanya ditulis oleh Sinterklaas/De Sint. Mereka akan membaca sajak/puisinya dulu sebelum membuka hadiahnya. Jadi, mereka tidak mendapat hadiah tepat pada hari Natal, tapi justru beberapa hari sebelumnya.
Seiring dengan perubahan jaman, tradisi ini sedikit berubah. Menurut si mister, sekarang orang dewasa pun melakukan tradisi ini bersama-sama dengan orang yang mereka sayang, bisa keluarga, teman, ataupun pacar. Mereka saling membuat "verlanglijstje" dan saling memberikan daftar itu, untuk kemudian pada tanggal 5 Desember mereka bisa saling memberikan puisi/sajak dan hadiah sesuai dengan apa yang diinginkan/dibutuhkan si penulis "verlanglijstje". Dan tepat pada tanggal 5 Desember lalu, tanpa membuat sebuah "verlanglijstje" si mister bule baik hati yang sudah menjelaskan panjang-lebar tentang tradisi Sinterklaas di negaranya, membawakan sajak dan hadiah dari Sinterklaas untuk saya. Dia bilang selama ini saya sudah berkelakuan baik kepadanya, jadi dia meminta Sinterklaas memberikan hadiah spesial untuk saya. :-)
Terima kasih, Mister bule baik hati untuk cerita dan hal-hal menarik lainnya selama ini! :-)
Peace,
Gie
P.S : Selamat menyambut Natal bagi yang merayakan! ^_^
Yup! Menarik juga akhirnya nulis soal ini. Tradisi sinterklaas ini memang lucu juga yaa..walaupun agak keduluan dari Natal sebenarnya. :p
ReplyDeletesi mister, puisinya oke juga gie, hehe.. so swit!
ReplyDelete@ bee : iya lucu, jd pas natalnya yg penting adalah spending time with family, like having "kerstdinner" together..
ReplyDelete@ meida : ijah, ga nyangka jg bisa nulis puisi begitu dia.. sweet, not cheesy.. :D
nice post..menjawab penasaran-satu-jam saya :D
ReplyDelete@ Irwan : makasih sudah mampir..
ReplyDelete