"True love doesn't mean being inseparable; it means being separated and nothing changes."
Knowledge and Experience. They just know how to keep me feel alive.....
Thursday, February 10, 2011
In these past two months
Rasanya sudah lama sekali dari terakhir kali saya menuliskan sebuah cerita di blog pribadi saya ini. Padahal kenyataannya waktu baru berlalu dua bulan saja. Sebelumnya, saya mau mengucapkan Selamat Tahun Baru 2011 untuk teman-teman semua yang sudah sudi meluangkan waktunya membaca tulisan-tulisan dalam blog saya. Semoga di tahun ini kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan selalu diberikan rejeki yang melimpah oleh Tuhan YME. Amin.
(Yak, paragraf pertama selesai. Dan sekarang saya sedang stuck memikirkan mau menulis apalagi. Hehehe.)
Mungkin keadaan ini sering teman-teman alami. Keinginan/mood untuk menulis tentang sesuatu datang, banyak ide bermunculan, dengan sigap segera menyalakan komputer/laptop, tapi begitu lembaran putih tiba-tiba muncul di hadapan, BLANK! Semua ide-ide hilang, dan ujung-ujungnya bingung mau menuliskan apa. Atau justru kebalikannya, karena terlalu banyaknya ide, kita jadi bingung memilih ingin menuliskan yang mana terlebih dahulu.
Hmmm.. Mungkin sebaiknya saya mulai dari yang simpel-simpel saja. Tidak mau menulis sesuatu yang 'berat', karena itu memang bukan jiwa saya. Baiklah, saya mulai dari cerita singkat tentang kehidupan saya dua bulan belakangan ini.
Dalam waktu sesingkat dua bulan banyak hal yang bisa terjadi dalam kehidupan seseorang. Begitu juga dengan kehidupan saya. Desember lalu, tepat di malam Natal, saya pergi makan malam dengan Mister Bule kesayangan saya. Malam itu, sepulang bekerja saya menghabiskan waktu dengannya, berbincang tentang berbagai macam hal, tentang hidup, kenangan-kenangan, dan tentang hubungan kami. Entah kenapa dia selalu berhasil membuat saya tertawa dengan kebodohan-kebodohannya. Saya senang berada di dekatnya.
Seminggu kemudian. Malam Tahun Baru. Saya lagi-lagi menghabiskan waktu bersama si Mister. Kali ini saya mengajak dia merayakan tahun baru dengan teman-teman kuliah saya dulu. Kebetulan seorang teman mendapatkan kamar gratis di salah satu hotel. Kami bercengkrama, tertawa, meniup trompet, menyanyikan lagu Justin Bieber bersama-sama (Harusnya saya tidak menulis bagian ini. Malu!!), dan lain-lain dan lain-lain.
Dua minggu setelahnya, Jumat malam, Mister Bule mengajak saya dan beberapa sahabat saya pergi ke sebuah bar di bilangan Kemang. Duduk-duduk, minum-minum, tertawa-tawa lagi, dan membunuh waktu bersama. Besoknya, saya lagi-lagi mengajak Mister Bule untuk ikut acara rutin Arisan dua bulanan dengan teman-teman kampus saya. Kami semua super senang di hari itu, lagi-lagi tertawa-tawa bersama, foto-foto, menggosip, dan lain-lain dan lain-lain.
Sampai akhirnya hari itu tiba. Sehari setelah Arisan. Dari pagi saya sudah menghabiskan waktu bersama Mister Bule. Siang hari, kami makan siang bersama. Setelah makan siang kami pulang ke rumah saya dan bertemu dengan keluarga saya. Sore hari, kami berangkat dari rumah menuju Bandara. Bukan untuk menjemput sesiapa di sana. Tapi, hari itu adalah waktunya Mister Bule kesayangan saya untuk kembali ke negaranya. Saya tidak mau dia pergi, dia juga tidak mau pergi. Tapi memang sudah waktunya dia untuk kembali ke sana. Itu kewajibannya. HARUS. Melanjutkan kuliahnya sampai selesai, demi menata masa depan yang lebih baik untuknya, dan mungkin untuk kami.
Hari ini. Tiga minggu lebih empat hari setelah kepergiannya. Saya masih mencoba bertahan. Dia juga. Kami memang tidak senang dengan keadaan yang mengharuskan kami terpisah jarak dan waktu. Tapi setidaknya kami masih bahagia bersama, dengan apa yang kami punya. Kami masih punya satu sama lain. Punya sosok yang bisa kami rindukan dan membuat kami tersenyum saat bangun tidur kalau sewaktu-waktu kami bertemu dalam mimpi. Sekarang kami hanya bisa berharap waktu cepat berlalu. Cepat berlalu sampai akhirnya kami bisa bersua dan melakukan banyak kegiatan bersama-sama kembali.
Saya berdoa untuknya, untuk kami. Semoga dia tidak kesulitan menjalani kuliahnya di sana. Menjalani hari-harinya. Semoga perasaan kami terhadap satu sama lain masih akan terus sama dan tidak berubah, atau lebih baik lagi, menjadi semakin kuat. Amin.
Aku sayang kamu, Robin Corba. Dan akan selalu begitu.
-Gie-
Subscribe to:
Posts (Atom)