Knowledge and Experience. They just know how to keep me feel alive.....


Thursday, December 16, 2010

Sinterklaas - Natal - Santa Claus

Bulan Desember identik dengan perayaan Natal bagi umat Kristiani. Saya memang tidak merayakan Natal, tapi seorang mister bule mencoba mengenalkan saya dengan salah satu budaya/tradisi menjelang Natal yang ada di negaranya, tradisi "Sinterklaas". Sinterklaas di sini berbeda dengan Santa Claus yang terkenal di Amerika, bahkan di seluruh pelosok dunia, termasuk Indonesia. Dalam tradisi Sinterklaas, figur pria tua berpakaian uskup lengkap dengan tongkat keuskupannya, diilhami dari tokoh nyata, seorang uskup bernama Santo Nicholas yang dilahirkan di Turki, yang senang memberikan hadiah kepada orang-orang miskin. Sementara karakter Santa Claus yang lebih terkenal, sosok pria tua bertubuh gempal, berjanggut putih, memakai topi, mantel salju dan celana merah dengan garis putih pada ujung-ujungnya lengkap dengan sepatu boots hitam, hanyalah hasil rekayasa seseorang bernama Haddon Sundblom, manajer humas minuman bersoda, Coca-Cola, yang menciptakan karakter tersebut untuk keperluan iklan Coca-Cola di tahun 1931-1964.



(bisa dilihat dari kedua foto di atas : kiri Sinterklaas dan kanan Santa Claus)

Kembali ke tradisi Sinterklaas, di negara si mister bule kesayangan saya itu, sebut saja negara Belanda, tradisi ini dirayakan setiap tanggal 5 Desember. Sinterklaas di sana pun lebih dikenal dengan sebutan "De Goede Sint". Kata si mister, biasanya tradisi ini hanya untuk anak-anak. Anak-anak membuat sebuah "verlanglijstje" (wishlist) sebelum tanggal 5 Desember dan diberikan kepada orang tua mereka, yang mereka percayai kalau orang tua mereka akan meneruskannya kepada Sinterklaas. Lalu pada tanggal 5 Desember, anak-anak  yang sudah berkelakuan baik akan mendapat hadiah dari Sinterklaas. Dan biasanya hadiah yang mereka dapat merupakan salah satu benda yang tertulis dalam "verlanglijstje" mereka. Tidak hanya hadiah, tapi mereka juga akan mendapat puisi/sajak yang konon katanya ditulis oleh Sinterklaas/De Sint. Mereka akan membaca sajak/puisinya dulu sebelum membuka hadiahnya. Jadi, mereka tidak mendapat hadiah tepat pada hari Natal, tapi justru beberapa hari sebelumnya.

Seiring dengan perubahan jaman, tradisi ini sedikit berubah. Menurut si mister, sekarang orang dewasa pun melakukan tradisi ini bersama-sama dengan orang yang mereka sayang, bisa keluarga, teman, ataupun pacar. Mereka saling membuat "verlanglijstje" dan saling memberikan daftar itu, untuk kemudian pada tanggal 5 Desember mereka bisa saling memberikan puisi/sajak dan hadiah sesuai dengan apa yang diinginkan/dibutuhkan si penulis "verlanglijstje". Dan tepat pada tanggal 5 Desember lalu, tanpa membuat sebuah "verlanglijstje" si mister bule baik hati yang sudah menjelaskan panjang-lebar tentang tradisi Sinterklaas di negaranya, membawakan sajak dan hadiah dari Sinterklaas untuk saya. Dia bilang selama ini saya sudah berkelakuan baik kepadanya, jadi dia meminta Sinterklaas memberikan hadiah spesial untuk saya. :-)



Terima kasih, Mister bule baik hati untuk cerita dan hal-hal menarik lainnya selama ini! :-)


Peace,
Gie


P.S : Selamat menyambut Natal bagi yang merayakan! ^_^

Terjemahan puisi di atas dalam bahasa Inggris :


Tuesday, November 30, 2010

The Sisters' Short Trip

Saya dan kakak perempuan saya mungkin adalah dua manusia yang memiliki latar belakang dan karakter yang mirip. Karena terlalu mirip, kadang kami jadi tidak cocok satu sama lain. Contohnya: saya orang yang keras, dia juga. Saya tidak sabaran, dia juga. Saya suka traveling, dia juga. Perbedaan kami mungkin hanyalah saya cantik, keren, pintar dan gaul, tapi sayangnya dia tidak. Hahaha. 

Anyway, saya orang yang senang bepergian, liburan, untuk menghilangkan stress. Biasanya saya memilih untuk pergi keluar dengan teman-teman atau pacar saya. Kakak saya juga begitu. Tapi bukan berarti kami tidak pernah pergi bersama-sama sekeluarga. Hanya saja tidak pernah terpikir oleh kami berdua untuk menghabiskan waktu pergi ke luar kota hanya berdua saja.Mungkin buat dia, saya adalah orang terakhir dalam list "orang yang akan gw ajak hang-out/liburan bareng" punyanya. Karena saya tahu betul, kalau saya bepergian dengan dia , hanya berdua, sepanjang perjalanan kami pasti hanya diisi oleh adu mulut antara saya dan dia.

Tapi herannya beberapa weekend lalu kami memutuskan untuk pergi menjelajah tempat baru berdua saja. Kami, hanya saya dan kakak perempuan saya, pergi ke sebuah tempat yang benar-benar asing dan baru bagi kami berdua. Kami pergi mengunjungi negeri tetangga,  negeri Singapura. Kebetulan saat itu kami berhasil mendapat tiket murah untuk berkunjung ke sana, hanya sekitar Rp 380,000.- PP/orang. Dan rencana kami hanyalah untuk menjelajahi negara tersebut dalam satu hari (berlagak seperti orang kaya, hehehe).

Perjalanan ini berjalan lancar di awal. Kami tidak banyak ribut, walaupun sekali dua kali kami bertingkah seperti bocah, adu argumen tentang giliran siapa untuk bertanya arah pada orang lain. Maklum, kami sama-sama belum pernah sekalipun menginjakkan kaki di negara tersebut, jadi harus sering bertanya -_-". Kami pergi mengunjungi cukup banyak tempat, mulai dari Merlion Park, Sentosa Island, Orchad Road sampai Bugis Street. Semua itu dalam waktu satu hari saja. Jadi bisa dibayangkan bagaimana rasanya kaki saya setelah menjelajahi banyak tempat tersebut dalam waktu singkat. Mau copot rasanya!!

Usai berkeliling negeri imut itu, sudah terbayang di pikiran saya, kasur empuk ditemani bantal dan guling yang nyaman menunggu saya di rumah. Saya hanya perlu duduk manis di dalam pesawat selama perjalanan pulang, mengistirahatkan kaki saya sejenak sebelum saya benar-benar bisa merebahkan badan di tempat tidur kesayangan saya dan beristirahat. Sialnya, semua bayangan itu langsung sirna, begitu kami membaca bahwa penerbangan kami kembali ke Jakarta : DICANCEL! (T_T)

Mendengar berita itu kami sempat panik, tapi saya berusaha tetap tenang. Airlines kami bukan tanpa alasan membatalkan penerbangan ke Jakarta. Mereka membatalkan semua penerbangan ke Jakarta saat itu karena menerima kabar bahwa abu vulkanik dari letusan gunung merapi sudah sampai di wilayah udara kota Jakarta, sehingga bisa mengganggu jalannya penerbangan. Jadi kami tidak bisa menyalahkan siapa-siapa. Walaupun dalam hati saya panik dan ketar-ketir karena tidak bisa pulang, saya tetap berusaha stay cool, bahkan berusaha menenangkan kakak perempuan saya yang lebay dan panik akut. *sigh*

Akhirnya, dipaksa oleh keadaan, kami memutuskan untuk bermalam di Singapura. Menghibur diri, kami menghabiskan malam di Clarke Quay dengan uang pas-pasan. Dan setengah perjalanan kami pun mulai terjadi seperti yang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya. Mulai dari tidak bisa menarik uang di mesin ATM padahal kami sudah kehabisan uang, sampai bertemu petugas imigrasi super menyebalkan yang membuat kami hampir ketinggalan kapal ferry yang akan membawa kami ke Batam, yang pada akhirnya bisa menyebabkan kami ketinggalan pesawat di bandara Hang Nadim (Batam), yang berarti kami akan kehilangan uang dengan sia-sia dan terperangkap di sana. (Lebaaayy... :-p )

Ya, kami memutuskan untuk kembali ke Jakarta melalui Batam! Saya yang akhirnya mengambil keputusan itu. Karena setelah mencari informasi sana-sini, ternyata hanya airlines-airlines asing saja yang menutup penerbangan menuju Jakarta selama beberapa hari ke depan, hingga batas waktu yang belum diketahui. Sementara airlines milik Indonesia tetap membuka jalur Singapura-Jakarta. Dan lagi-lagi sialnya, kami kehabisan tiket pesawat menuju Jakarta dari airlines lain tersebut. Makanya, bukan tanpa alasan saya memutuskan untuk kembali ke Jakarta lewat Batam.

Ternyata bukan hanya kami yang berpikiran seperti ini. Banyak orang yang nasibnya tidak jauh berbeda dengan kami, yang akhirnya memutuskan mengambil jalur Singapura-Batam-Jakarta. Jadi, akhirnya kami harus menaiki ferry terlebih dahulu menuju Pulau Batam, dan baru dari sana kami naik pesawat menuju Jakarta. Kalau mengingat kejadian-kejadian yang terjadi selama setengah terakhir perjalanan kami ini, rasanya saya ingin tertawa terus, karena kekonyolan-kekonyolan (yang sebetulnya cukup menyebalkan) yang menimpa kami. Tapi untungnya, pada akhirnya, kami bisa selamat kembali ke kota nan padat, Jakarta. :)

Perjalanan singkat kami mungkin terlihat biasa saja. Tapi untuk saya dan kakak perempuan saya, perjalanan ini setidaknya mengajarkan kami sesuatu. Meskipun sering beradu argumen dan tidak cocok satu dan lainnya, pada dasarnya kami tetaplah kakak dan adik yang saling peduli satu sama lain, kami bisa saling menjaga, saling support dalam situasi-situasi yang mengharuskan kami menahan ego kami demi mencapai keputusan bersama. Dan pada saat perjalanan ini berakhir, partner perjalanan saya berkata "Yak, kita  lulus ikut 'Amazing Race'!"


Peace,
Gie

Friday, October 22, 2010

Received on 21.10.2010

Yesterday I got an email from my silly yet lovely boyfriend. Normally I'd say it's a bit "norak" (Indonesian word for "cheesy"). But I also think that he's really cute and sweet when he's writing me this :



" Dit gedichtje heb ik geschreven voor jou..

All I need is you in my life,
No money can replace my love for you,
Gie, one day I want to make you my wife,
God has blessed you with your charm too,
In my dreams, you cannot leave me alone,
Every day I think about you,

P
resent from heaven, that's what you are,
Only your love can colour my grey heart,
Let us spend our lives together
And have a home, kids and such,
Please, honey, always remember,
After two years together, I still love you very much "


Now, hey you Mr. Corba, I just wanna say : Well done! But please keep trying to make a better poetry, will ya? Hehe. :-P

xoxo
Gie

Sunday, October 03, 2010

Grandma..

Thank you for the gift of love,
now you're sharing it up above.
You had many things to say.
All in a caring way.
You always saw good in everyone,
No matter what they've done.
You were always the one we could all lean on.
Even though it must have felt like a ton.
You were always the strength of the family.
Now we must let you rest calmly.
As we say goodbye,
as tears roll down our eyes.
I know your place in heaven has a good view.
Because you're telling God,
I need to keep an eye on a few.
I know you will always be in our hearts and mind.
So Grandma,
I must go, but I'll never forget you're one of a kind.

 



P.S: Dedicated for my beloved Grandma, Hj. R.R. Sutidjah Soekarno. 
       I love you so much, Eyang.


-Gie-

Thursday, September 30, 2010

You,, Me,, Us!


"Our 2nd year,, and getting stronger.."
30.09.2010

Luv,
Gie

Friday, September 17, 2010

Tentang keberagaman dan saya

Saya seorang gadis muslim, berdarah Sulawesi (dari ayah) + Jawa (dari ibu), tumbuh besar di Jakarta dan belum pernah merasakan pulang kampung. Sewaktu kuliah saya belajar bahasa serta budaya Belanda, juga pernah mengikuti kelas bahasa Itali, Portugis dan Jepang. Dan saat ini saya bekerja di sebuah perusahaan swasta, yang pimpinannya adalah seorang pria keturunan Pakistan, namun fasih berbahasa Indonesia. Saya punya seorang sahabat. Seorang wanita cantik, bertubuh gempal, beragama Katolik, keturunan China, namun kedua orang tuanya mengaku asli Cirebon. Sementara teman pria saya adalah seorang keturunan Belanda asli, tidak percaya Tuhan, atheist, sangat cinta negara Indonesia, dan saat ini masih duduk di bangku kuliah mempelajari Bahasa Indonesia.
  
Di sini saya hanya mau bilang, saya suka keberagaman dalam hidup saya. Mungkin hidup saya tidak terlalu beragam bila dibandingkan dengan orang lain yang memang keturunan Indo, misal: Cinta Laura Kiehl (berdarah Indonesia-Jerman) atau Mike Lewis (Kanada-Tionghoa, Malaysia). Tapi saya tetap cinta keberagaman yang saya temui selama ini, karena hal itu memberi warna tersendiri dalam hidup saya (sekecil apa pun pengaruhnya). Keberagaman mengajarkan saya bagaimana caranya bertoleransi terhadap satu sama lain, terhadap mereka yang berbeda dengan saya. Entah itu berbeda kebiasaan hidup, jalan pikiran, sampai berbeda dalam hal-hal krusial seperti agama dan ras/suku.

Sebenarnya saya tidak suka mengkotak-kotakkan manusia, karena pada dasarnya setiap manusia itu sama dan dalam diri mereka pastilah ada yang namanya kebaikan. Yang membedakan di antara mereka mungkin hanya penampilan fisiknya saja. Tapi untuk hal lain, bagi saya sama. Semua bisa dimaklumi dan ditoleransikan. Sayangnya, tidak semua manusia bisa menerima keberagaman dengan tangan terbuka. Mereka justru menjadikannya sebagai pemicu konflik. Merasa diri mereka yang paling benar dan menganggap yang berbeda itu musuh yang harus dijauhi, atau lebih ekstrim lagi: dimusnahkan.

Prihatin rasanya saat melihat/mendengar sesama manusia berkonflik hanya karena adanya perbedaan kecil di antara mereka, yang ujungnya bisa membawa pada perpecahan. Mungkin salah satu penyebabnya adalah kefanatikan terhadap hal tertentu yang dipercayai benar oleh sekelompok orang, sementara orang lain yang tidak mengikuti/percaya terhadap hal yang sama mereka anggap salah. Mengutip ucapan Lukman Sardi yang berperan sebagai KH Ahmad Dahlan dalam film Sang Pencerah, "Orang fanatik adalah orang yang bodoh". Ucapan yang sangat berani, tapi juga sangat benar. Terlalu fanatik bisa menjadikan seseorang berpikiran pendek, irasional dan bodoh. Orang fanatik cenderung menafsirkan sesuatu yang mengajarkan kebaikan menjadi salah arti dan mengubahnya menjadi bentuk kekerasan, untuk kemudian mencari pembenaran atas dasar yang salah.

Kalimat sederhana seperti "perbedaan itu indah", seharusnya selalu disimpan dalam memori masing-masing kita dan dicerna dengan baik. Bahkan Tuhan sekalipun menciptakan manusia dalam bentuk yang beragam, bukan untuk saling mencela keberagaman itu, tapi untuk saling belajar menghormatinya. Belajar menerima keberagaman yang ada dengan pikiran serta tangan terbuka, tidak dengan tangan mengepal.

Friday, August 20, 2010

Lagi-lagi macet..

Masalah kemacetan di Jakarta emang ga pernah ada habisnya. Sialnya, saat ini saya sedang terjebak di dalamnya. *sigh* Gilaaa,, padahal ini udah jam 9.30 malam! Ga heran sih, bisa dimaklumi karena sekarang hari jumat, jadi sudah pasti macetnya jadi 2x lebih lama dan lebih parah dibanding hari biasa.

Entah kenapa sepertinya macet sudah menjadi musuh sekaligus teman sejati untuk penduduk Jakarta. Kenapa saya bilang begitu? Simpel aja: 1. Untuk mereka yang sibuk dan selalu berlomba dengan waktu, kemacetan sudah pasti jadi musuh utama mereka. Ibarat kata, semua hal/janji/kegiatan bisa langsung berantakan dan ga berjalan sesuai rencana hanya karena MACET. 2. Macet bisa jadi teman sejati buat orang-orang yang senang menjadikannya sebuah alasan untuk sebuah keterlambatan. Misal: pegawai kantor yang bangun kesiangan, instead of bilang "Maaf Pak saya telat masuk kantor karena kesiangan", mereka akan lebih milih untuk menggunakan kalimat "Maaf Pak, jalanan macet banget tadi. Bapak ngertilah gimana Jakarta." (Kalau saya sih lebih milih jujur, bilang kesiangan. Secara susah juga buat saya untuk bangun pagi. :p )

Yah, kurang lebih dua hal itu yang menurut saya menjadikan kata macet sangat akrab dengan penduduk Jakarta. Menjadi salah satu image kota Jakarta. Ya sudahlah.. saya cuma mau nyampah sedikit. Sekarang lebih baik saya menikmati saja kemacetan ini. Maybe next time, saya akan coba menulis tentang Jakarta dan sahabatnya, si macet, lebih panjang lagi.

Enjoy Jakarta!

Friday, August 06, 2010

It is tomorrow!

Tomorrow. Yes, it is tomorrow. I'm gonna have my holiday with my besties and boyfriend. Yeeeaaayy!! Can't wait to go back to that island. The island that I've always been in love with. The island called BALI. 

So guys, mind to join us?

Cheers,
Gie

Tuesday, August 03, 2010

Just want to share information..

Sekedar berbagi informasi, terutama untuk mereka-mereka yang (baru) punya kartu kredit. Check this link:


Cerita yang ada di link tersebut baru aja terjadi pada saya hari Jumat lalu. Untungnya saya cukup pintar untuk tidak sampai tertipu oleh mereka. Hehehe. *nyengir kuda*

Bukan bermaksud menggurui, tapi jaman sekarang penipuan bisa terjadi di mana-mana dan melalui media apa saja, jadi kita memang harus lebih waspada. Terutama bagi pemegang kartu kredit, jangan mudah percaya begitu saja pada orang yang meminta nomor kartu kredit Anda, apalagi meminta Anda menggesek kartu Anda di satu mesin (apapun itu, kecuali kalau memang Anda belanja di mall/toko) tanpa kejelasan. Jangan juga mudah terlena dengan penawaran-penawaran yang ujung-ujungnya meminta Anda untuk membayarkan sejumlah uang atas penawaran tersebut. Kalau Anda tidak mengerti, lebih baik Anda bertanya kepada keluarga/teman yang lebih berpengalaman. Intinya: waspadalah! waspadalah!

Semoga info ini bermanfaat.

Cheers,
Gie

Tuesday, July 20, 2010

Waka-waka

Dua bulan ga menumpahkan cerita di blog pribadi ini sukses bikin gw kangen nulis dan juga kangen jadi reporter. Kadang-kadang gw mulai ngerasa kalau kemampuan menulis gw sedikit demi sedikit mulai berkurang. Gawat! Makanya mulai sekarang untuk mengasah kembali kemampuan menulis, gw mau berusaha sebisa mungkin meluangkan waktu untuk memposting sesuatu di sini. Dan kali ini, ehem, gw mau cerita soal pengalaman gw sepanjang perhelatan dunia yang baru saja selesai minggu lalu, Piala Dunia 2010.

Bahkan sejak umur gw belum genap 8 tahun, pagelaran Piala Dunia sudah menjadi salah satu tontonan favorit gw. Piala Dunia 1994 jadi event yang pertama kali gw tonton. Waktu itu dengan sotoynya gw ngejagoin Itali untuk jadi juara (lebih ke faktor karena keluarga gw semuanya mendukung Itali :-p ). Tapi sayang, walaupun Itali berhasil melaju sampai babak final, mereka terpaksa kalah dari Brazil lewat adu pinalti. :-(

Anyway, dari pengalaman pertama nonton Piala Dunia, bikin gw jadi suka nonton bola seterusnya. Cuma suka nonton aja sih, ga sampe fanatik juga. Suka nonton Serie A Italy sampe English Pemier League. Dulu gw suka banget sama club-club di Serie A Italy, salah duanya AC Milan dan Juventus. Tapi belakangan, begitu udah gedean dikit, gw suka club-club Inggris. Favorit gw sampe sekarang Liverpool dan Chelsea. Yah walopun saat ini Liverpool lagi parah-parahnya, tapi gw tetep menjadi pendukung setia mereka. Apalagi setelah Fernando Torres gabung di sana, makin cintalah saya sama Liverpool. Hehehe.

Nah, untuk soal Piala Dunia 2010 ini, tak lain dan tak bukan pastilah gw dukung Spanyol (dan Inggris, tapi sayang Inggris kalah) dari awal sampe akhir hayat hidup gw (lebay.com). Dari jaman Piala Dunia 2006 dan Euro 2008 gw selalu memfavoritkan tim Matador. Bukan karena apa-apa, tapi karena tim Spanyol memang bagus, mereka bisa memperlihatkan permainan sepak bola sebenarnya. Gw mau mulai sotoy di sini, jadi menurut gw : Spanyol selalu bermain cantik, passingannya jalan, mainnya bersih (dalam artian ga kasar), kerja sama timnya bagus banget, bisa menguasai bola dan jalannya pertandingan, ga meremehkan lawan, pertahanan bagus, dan yang pasti ga perlu haus (napsu) buat bikin gol banyak-banyak, yang penting main bagus dan menang. Itu cukup buat mereka. Hasilnya mereka bisa jadi juara Euro 2008. Dan semua alasan itu cukup juga buat gw menjadikan mereka tim favorit gw sampai saat ini. Pluuuuussss pemaennya tampan-tampan, hahahaha. (Permohonan maaf yang sebesar-besarnya untuk mas Robin, karena saya tak mendukung tim favorit Anda dan saya harus bilang kalo pemaen Spanyol tampan-tampan).

Sepanjang Piala Dunia kemaren, gw selalu dihadapkan dengan dilema-dilema. Hadeeeuuuhh ada-ada aja dilemanya deh. Mulai dari dilemma merasa terganggu dengan supporter-supporter kagetan, supporter musiman, ataupun supporter sotoy, sampe dilemma pengen unfollow orang-orang bermulut kasar di twitter. Tapi paling dilema sih kalo udah menyangkut tim Belanda. Sementara si pacar orang Belanda, dulu gw kuliah ambil jurusan sastra Belanda dan temen-temen gw banyak bener yang support Belanda, tapi ya itu hati gw cuma buat Spanyol (*tsaaaaaahhh). Yah, kalopun ada pertandingan tim Belanda lawan tim lain (seperti pada saat nobar Belanda-Jepang di Erasmus Huis), bolehlah gw ikut mendukung tim Oranje. Demi mensupport pacar dan tetap eksis di kalangan teman-teman pendukung timnas Belanda. Hehehe.


Dan dilemma terbesar gw pun muncul saat partai final Piala Dunia 2010, tim favorit gw bertemu dengan Belanda. Eeeeeaaaaaa... Spanyol vs Belanda. Bisa diibaratkan gw vs Robin dan teman-teman sastra Belanda. Mati dah!


Pertandingan finalnya lumayan seru, tapi sayang tim londo bermain agak sedikit kasar, bahkan sampe ada adegan kickboxing segala. Ckckckck... not good! Padahal lumayan banyak peluang-peluang bagus dari dua tim tersebut. Yah, mungkin sebanyak kartu kuning yang keluar pada malam itu. 13 kartu kuning dan 1 kartu merah keluar malam itu (bikin gw jadi bertanya-tanya sebenernya mereka mau main bola apa main kartu sih?).


Tapi seperti kita semua ketahui kalo Spanyol menaaaaaaang!! Huhuuuuyy. Menang tipis 1-0 setelah melalui babak perpanjangan waktu. Dan kemarin menjadi pertama kalinya dalam sejarah persepakbolaan dunia, Spanyol masuk final piala dunia dan langsung menang. Betapa bahagianya gw. Ga bahagia-bahagia amat sih, karena jadi ikutan sedih juga liat si pacar harus ngeliat tim negaranya kalah. -__-"
Gw turut berduka untuk pendukung tim Belanda. Mungkin belum saatnya mereka jadi juara *bentar lagi gw ditimpukin batu nih*. Tapi salut juga buat mereka, bisa berhasil sejauh ini.


Jadi begitulah kurang lebih cerita gw sepanjang Piala Dunia 2010. Maafkan kalo ada kata-kata yang kurang berkenan ya pemirsa. Saya hanyalah manusia biasa pendukung timnas Spanyol. Hehehe. Tapi gw tetep berharap semoga suatu saat nanti Indonesia bisa ikut berlaga lagi di Piala Dunia. Dan pada saat tibanya waktu itu, gw hanya akan menjadi pendukung sejati timnas Indonesia. Amin.




Cheers,
Gie

Saturday, May 29, 2010

Can't feel the music

Malam ini, saya sedang berada di salah satu club di bilangan Senayan. Tanpanya. Hanya ada saya dengan beberapa teman saja. Tempat ini cukup ramai, walaupun tidak seramai biasanya karena banyak orang yang lebih memilih untuk menghabiskan long weekendnya di luar Jakarta. Tapi, saya merasa kesepian. Merasa kosong. Entah kenapa.




-Gie-

Thursday, May 20, 2010

my beloved desk 2

Dulu saya pernah memposting gambar/tulisan tentang meja kerja saya semasa masih bekerja sebagai reporter. Nah, sekarang saya mau pamer meja kerja saya yang baru, yang sudah menemani saya selama 3-4 bulan belakangan ini. Ini dia gambarnya:


Kalau diperhatikan baik-baik, meja kerja saya yang sekarang jauh lebih rapih dibanding yang dulu. Hehehehe :D *tersenyum bangga* Bisa rapih juga bukannya karena apa-apa, tapi lebih kepada faktor saya tidak mau terlihat berantakan sendiri sementara rekan kerja saya yang lain rapih-rapih. Kalau di kantor yang lama saya terkesan cuek, membiarkan meja saya berantakan, itu karena di sana juga banyak yang mejanya lebih berantakan dibanding meja saya. Maklumlah namanya juga pekerja media alias wartawan. Yang terpenting adalah tulisan/kerjaannya beres (baca: rapih).

Saya suka meja kerja saya yang sekarang. Kenapa? Karena terletak persis di hadapan jendela. Jadi kalau saya lagi jenuh atau bosan saya bisa melemparkan pandangan ke luar jendela. Melihat orang-orang dan mobil-mobil di jalanan bawah, gedung-gedung di kejauhan, atau melihat rintik hujan dari balik jendela (sambil sedikit berkhayal) bisa jadi hiburan tersendiri buat saya.

Baiklah, sekian dulu laporan tentang meja kerja saya yang baru. Saya harus kembali bekerja sekarang. Semangat untuk saya dan untuk Anda semua! :)

-Gie-



Saturday, May 15, 2010

...

I just want to write this down and say:

"Learn to love someone just the way they are is not that easy, especially when you have different background of culture. It needs a lot of patience and understanding"


-Gie-

Tuesday, May 04, 2010

Happiness


Saya percaya kebahagiaan bisa datang kapan saja, dari mana saja, tanpa kita tahu dan duga sebelumnya. Definisi kebahagiaan pun berbeda-beda bagi tiap orang. Tidak cuma definisi mungkin, tapi hal di balik senyuman seseorang hingga ia berkata "ya, saya bahagia!" pasti berbeda-beda juga. Mungkin apa yang membuat saya bahagia, belum tentu membuat Anda juga bahagia. Benar, kan? (pasti benar!)

Contoh kecil, saya hanya seorang pegawai kantoran biasa dengan gaji yang cukup untuk bisa bertahan hidup. Beberapa hari yang lalu saya baru saja melewati masa probation saya di kantor baru. Alhamdulillah kemarin saya menerima kabar kalau saya diangkat menjadi pegawai tetap di sini, mendapat asuransi kesehatan yang cukup lengkap (mata, gigi, dll) dan gaji saya dinaikkan beberapa ratus ribu rupiah. Kalau Anda bertanya pada saya apakah saya senang dengan hal itu. Saya pasti menjawab "Ya, saya senang!". Tapi apakah Anda ikut senang? Belum tentu kan. Atau coba posisikan diri Anda di posisi saya, mungkin saja bagi Anda kenaikkan beberapa ratus ribu saja tidak berarti, apalagi untuk Anda-Anda yang gajinya sudah berpuluh-puluh juta.

Anyway, saat ini saya sedang bahagia. Bukan hanya karena baru naik gaji (hehehe..), tapi karena sekarang saya tahu bahwa Tuhan itu memang Maha Adil. Belum lama ini saya menerima kabar baik dari seorang teman. Dia terpilih menjadi salah satu penerima beasiswa untuk melanjutkan kuliah master di Universitas Leiden, Belanda. Ya, terpilih dari sekian ribu orang yang mendaftar untuk beasiswa yang sama. Hebat!

Entah kenapa dari awal saat dia bercerita akan mencoba peruntungannya untuk melamar beasiswa tersebut, saya sudah yakin dia pasti bisa. Di mata saya, dia adalah wanita yang gigih, tekun dan tahu betul apa yang dia mau. Berbekal semua itu saya yakin dia pasti bisa... and yes she made it! Dengan ketekunan dan usahanya dia berhasil mendapatkan hasil yang maksimal, dan dengan melihat semua itu saya semakin yakin kalau Tuhan itu memang adil.

Seperti yang saya bilang sebelumnya, kebahagiaan itu bisa datang dari mana saja dan bagaimana seseorang merasa bahagia pasti berbeda-beda alasannya. Bagi saya, kebahagiaan saya berarti kebahagiaan orang-orang di sekitar saya. Kebahagiaan paling luar biasa yang bisa saya rasakan adalah ketika saya bisa memberikan inspirasi kepada orang lain dan ketika saya bisa membuat orang-orang yang saya sayangi tersenyum bahagia. Atau hanya dengan melihat dan mendengar orang-orang terdekat saya bahagia tanpa tahu alasan di balik kebahagiaan mereka, saya pun ikut merasa bahagia. Jadi, mudah saja untuk saya merasa bahagia.

Sekarang saya merasa bahagia untuk teman saya. Selamat ya Dahlia Isnaini a.k.a Dain! You deserve it, sist. And for sure, we are proud of you! :)


Love,
Gie

Wednesday, April 21, 2010

I am nobody without them

Saya bukan siapa-siapa. Saya bukan artis ibukota terkenal yang tiap hari seliweran di TV membintangi sinetron-sinetron atau cuma sekedar nongol di infotainment. Saya juga bukan presiden atau pejabat negara yang harus memikul tanggung jawab berat terhadap negara ini beserta isinya. Saya juga bukan seorang pengusaha kaya yang bisa dengan gampangnya ngeluarin uang bermilyar-milyar rupiah hanya untuk bikin sebuah perhelatan/pesta di gedung yang mewah. I am nobody.

Tapi saya punya mereka.

Saya punya keluarga yang hebat. Ya, keluarga yang HEBAT!

Saya punya ibu yang sangat hebat. Ibu yang tetap mampu menjaga anak-anaknya walaupun beliau harus berjuang sendirian, karena Tuhan mengambil ayah saya saat saya masih berusia 8 tahun. Ibu yang tetap mampu memberi kami (anak-anaknya) makan, pakaian dan uang jajan, serta menyekolahkan saya dan kakak saya sampai kami menjadi seorang sarjana. You are the best, Mom!

Saya punya seorang kakak laki-laki yang sangat hebat. Kakak yang selalu bertanggung jawab menjaga dan melindungi keluarga kami setelah kepergian Ayah. Kakak yang rela tidak menyelesaikan kuliahnya hanya untuk mencari kerja demi membantu Ibu memberi kami makan dan membiayai kuliah kami, para adik perempuannya. Terima Kasih, Kak!

Saya punya seorang kakak perempuan yang sangat hebat. Dia yang terkadang menjadi panutan dan penasihat saya. Menjadi sosok yang selalu ingin saya kalahkan. Dialah teman saya saat beradu mulut, tapi juga tempat saya berkeluh kesah. Dia menyebalkan, tapi juga bisa sangat mengerti saya! Hey ugly sist,I love you, you know??!

Terakhir. Saya (pernah) punya Ayah. Walaupun saya tidak begitu mengenal sosoknya, tapi saya yakin beliau juga adalah sosok Ayah yang hebat dan luar biasa. Bahkan dengan kepergiannya menghadap Yang Kuasa, Ayah masih bisa mengajari saya (dan keluarga kami) banyak hal. Mengajari keluarga kami bagaimana rasanya kehilangan orang yang kita sayangi, bagaimana kami harus tetap saling menyayangi, mendukung, dan menjaga keutuhan keluarga kami. Tanpa Ayah sadari, Ayah juga mengajari saya bagaimana menjadi wanita mandiri dan kuat tanpa memiliki sosok seorang ayah dalam hidup saya. Thank you so much for the lessons, Dad! I promise you, I will never let our family down.

Ya, saya punya mereka. Saya punya keluarga. Mereka yang telah menjadikan saya "sesiapa" di mata orang lain. Oh, I do love my family, do you?

"The family is a haven in a heartless world" -Christopher Lasch


-Gie-



Sunday, April 04, 2010

Manusia biasa

"I don't know the key to success, but the key to failure is trying to please everybody" - Bill Cosby, US comedian and television actor.

Kesimpulan yang saya ambil:

We're not superheroes or even superhuman and absolutely not an angel. We're just human. That's it! Ga perlu selalu berusaha terlalu keras untuk membahagiakan semua orang, karena itu ga akan pernah bisa berhasil. Well, kalaupun bisa, ujung-ujungnya kebahagiaan kita sendiri yang akan hilang. Pasti.

Makasih om Bill untuk pencerahannya.


Love,
Gie

Tuesday, February 23, 2010

One year ahead

Dalam beberapa bulan belakangan ini banyak kejadian dan perubahan hidup yang gw alamin. Untungnya sebagian besar adalah kejadian menyenangkan dan juga perubahan ke arah yang lebih baik. Mulai dari dapet keponakan baru, dapet kesempatan untuk cobain diving, bisa jalan-jalan menikmati musim dingin di negeri orang, kenalan sama keluarga Robin, sampai pindah kerjaan ke tempat yang lebih baik. Alhamdulillah! Satu kata itu yang ga pernah lupa gw sebut setiap kali ada hal baik yang menimpa gw.

Dan sekarang gw cuma berharap kalo dalam satu tahun ke depan nantinya masih ada hal-hal lain yang akan gw alamin. Hal-hal luar biasa, menyenangkan dan bisa memberikan pelajaran berarti buat gw. Gw tetap selalu percaya kalo kita bisa belajar dari mana aja, termasuk dari pengalaman hidup kita atau pun pengalaman hidup orang lain. Semua bisa dijadikan pelajaran, diambil yang baik-baik dan dibuang yang buruk-buruknya. Dan pastinya gw masih akan tetap membagi pengalaman itu di sini. Hehehe.

Ngomong-ngomong soal belajar dan pengalaman, tanpa diduga dan disangka oleh banyak orang, bahkan gw sendiri, Robin merealisasikan rencananya mengambil kelas BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) di UI, Depok. Ternyata dia seserius itu mau belajar Bahasa Indonesia. Setelah berpikir panjang, melalui perdebatan dengan gw dan orang lain juga, memikirkan baik buruknya, tujuannya, dan lain-lain dan lain lain akhirnya di minggu terakhir bulan Januari lalu dia pun memutuskan untuk terbang ke Jakarta. And yes, hanya dalam waktu tiga minggu setelah perpisahan kami yang terakhir, kami bisa bertemu lagi tanpa perlu menunggu enam bulan lamanya (seperti biasa). Dan another yes, dia akan tinggal di Indonesia selama satu tahun ke depan karena dia harus mengambil program BIPA yang satu tahun supaya kreditnya cukup untuk ditransfer ke kredit kuliahnya di sana.

Sebenernya gw agak meragukan keputusan dia kali ini, mungkin lebih cenderung ga mendukung. Tapi karena dia sepertinya sangat yakin dengan keputusannya, jadi gw sebagai pacar yang baik harus ikut ngedukung + memberi support buat dia dalam keadaan apa pun itu. Jadi, bisa dibilang selama setahun ke depan gw ga akan tuh ngerasain yang namanya "Long Distance Relationship". Hehehe. Satu lagi perubahan yang gw alamin dan kali ini mengenai hubungan gw dan Robin. Dan lagi-lagi perubahan yang cukup positif. :)


Anyway, semoga aja Robin bisa menjalani kuliahnya di sini dengan baik tanpa ada halangan berarti. Semoga juga dalam satu tahun ke depan gw bisa mengenal sosok Robin dengan lebih baik lagi dan begitu juga sebaliknya. Dan semoga gw bisa dapet pengalaman-pengalaman baru lagi sama dia. Pengalaman-pengalaman yang bisa kami (gw dan Robin) bagi untuk orang lain dan anak cucu kami nanti. (Halaaahh!! :-p ) Mohon doanya ya teman-teman supaya si mas Robin ga mengalami kesusahan dalam belajar Bahasa Indonesia.

Cheers,

Gie

P.S: kebetulan mas Robin suka ngeblog juga dan dia punya website pribadi, so kalau ada waktu boleh dibaca-baca tulisan-tulisannya di: http://www.robincorba.nl/

Wednesday, February 10, 2010

Hello goodbye

Life is not easy, I have to admit it. As we know sometimes we are exposed to choices, between right or wrong, good or bad, black or white, and so on. It can be really hard to make a decision or to choose what is best for us and our life. But still whatever we choose, life must go on whether we like it or not, though we make a good deal or a bad one.

I've already dedicated my life for one and a half year as a reporter/writer/journalist in one of men's magazine in Indonesia. I like that job, I love my colleagues there, love the environment, love what I can do (get from) there, esp. the fact that I can go to Bali twice a year (last year) and that's for free. Hehehe. It's almost perfect, except three things why I don't like to be there: 1. my boss, 2. the salary is not good enough, and 3. I can't develop myself there.

Then because of that three reasons I take a risk to move on and spread my wings to fly higher so that I can see more panoramic sight and learn something new from it. So, I quit become a reporter/writer/journalist or whatever it's called. Actually besides all that reasons, there's also one thing why I have to move on. Since my sister doesn't have a job anymore, my responsibility for supporting my family in financial is getting bigger. That's why I got to leave my old job and do a new one which can pay me more.

It was really hard choices I have to choose, to stay or to go. I like being in my old office, surrounded by my friends/colleagues. But I can't be selfish, because there are still a lot of things I must consider in this matter. Things that are not only about me, myself and I. And I've made my own choice, eventhough it was also a very hard goodbye that I've had to say to my old colleagues. :'(

So now, here I am. Working as a new employee in one of trading company that sells comodities, such as coal, cotton, and others. Get a better salary and new family. Now I'm ready to learn new things here, to do my best with this job as I did to the old one, and to plan a better future for myself and family. My life is still great (I trully believe it) and I am thankful for it. :)


-Gie-

Friday, January 29, 2010

Menapak tanah eropa (lagi).

Tidak pernah menyangka kalau akhirnya gw bisa menapakkan kaki di tanah eropa lagi. Yak, beberapa minggu lalu, setelah melalui keribetan-keribetan yang panjang dan berliku-liku untuk mengurus visa serta printilan-printilan lainnya, akhirnya gw bisa kembali mengunjungi Belanda saat Natal dan Tahun Baru kemarin. Selama 12 hari gw menikmati "winter vakantie" (liburan musim dingin) di sana bersama Robin dan keluarganya.

Bukannya tanpa tujuan gw bisa berada di sana selama itu. Robin yang mengundang gw untuk datang ke sana dengan tujuan mengenalkan gw kepada keluarganya. Gw sangat senang sekaligus beruntung karena bisa menikmati liburan bersalju yang cukup panjang di sana dan bisa ketemu langsung dengan orang tua, adik, tante, oma, opa, keluarga dan teman-teman Robin lainnya, termasuk bertemu Erik lagi (silakan baca tulisan-tulisan gw sebelumnya).

Walaupun ini bukan pertama kalinya gw terbang ke Belanda, tetap aja gw merasa nervous dan deg-degan dari sebelum berangkat, selama perjalanan, bahkan sampai saatnya kembali ke Indonesia. Mungkin lebih dikarenakan karena gw tidak cukup pede untuk bertemu Robin dan keluarganya. Maklumlah kan gw memang orang yang sangat pemalu. Hehehe.

Banyak pengalaman seru selama gw berkunjung ke Belanda kali ini. Salah satunya adalah saat itu pertama kalinya gw melihat, mencicipi, dan bermain dengan yang namanya "SALJU". Hehehe. Gw cukup beruntung bisa bertemu dengan salju, tapi gw juga merasa sedikit tersiksa karena udara di sana dingin banget, sekitar 0 (nol) sampe -5 (minus lima) derajat celcius. Brrrrrr!!

Untungnya, biarpun banyak hal baru yang gw lalui di sana (positif atau pun negatif), Robin dan keluarganya selalu menjaga gw dengan baik. Mungkin karena sepanjang liburan kemarin gw tinggal di rumah orang tuanya Robin. Orang tua dan adiknya yang awalnya bikin gw ketakutan dan nervous sebelum bertemu mereka ternyata sangat jauh berbeda dari bayangan gw. Mereka sangat ramah, baik dan terbuka. I like them actually! :)

Anyway, seperti biasa gw akan bercerita dengan beberapa foto pilihan yang gw ambil waktu gw di sana. Here they are. Enjoy!!

Jalan-jalan di Sonsbeek Park, Arnhem. Waktu itu gw berasa sedang berada di dalam kulkas karena dingin banget! Akhirnya gw minta untuk buru-buru pulang karena jari-jari kaki dan tangan gw mulai terasa sakit saking dinginnya. Jadi berasa norak dan kampungan saat itu. :(



Hari kedua di Belanda, gw dibawa ke kebun binatang sama Robin. Mungkin dia mau melihat kembarannya di sana (Hehehe). Di sini pertama kalinya gw melihat binatang yang disebut pinguin secara langsung. Soooo cute!!!


Berkunjung ke Utrecht di malam hari untuk ketemu dengan Mala, salah seorang junior gw di kampus yang sekarang kerja di sana.









Playing some pool with Robin and his mom before celebrating New Year Eve!

Robin and his family. From left to right: Dennis (Robin's younger brother), Ronald (Robin's father), Joke (Robin's mom), and Robin himself.

Mampir ke bar milik organisasi kampusnya Robin, Roderick. Pretend to be a DJ.

Then pretend to be a bartender. =))










My house? Or your house? Hahaha. It just snowy everywhere.
Location: Openlucht Museum,Arnhem.


Walaupun gw ga merayakan Natal, ga ada salahnya kan berfoto bareng sinterklas. Hehehe.

Kurang afdol rasanya kalo belum foto dengan latar belakang kincir angin. :D


Our favorite drink: Chocolademelk met slagroom.

Jadi, begitulah kira-kira pengalaman dan cerita yang bisa gw bagi selama 12 hari gw di sana. Sebenernya masih banyak cerita, foto dan pengalaman yang ingin gw bagi, tapi mungkin lain kali aja atau melalui media yang berbeda alias ga di blog ini. Hehehe. Intinya sih gw sangat bersyukur karena diberi kesempatan untuk bisa kembali mengunjungi negeri kincir angin dan mengenal langsung orang-orang terdekat Robin selama dia di sana. Dan semoga kesempatan-kesempatan berikutnya masih akan datang. Amin!


Cheers,

Gie


New Year 2010 Greetings!

Hello, howdy, hi there..

It's been a long time since I wrote my last story here in my personal blog. Not because I don't want to write, but there's a lot of things that I need to do and must do for a while. I'm gonna write something as soon as possible for you all. Many stories I want to share, but I don't know where should I begin.

Anyway, for this one I want to say HAPPY NEW YEAR for all of you. I wish we can have a better year ahead. I know it's a bit late, but better late than never, right? ;)



God bless you! :)

Warmest regards,
Gie