Knowledge and Experience. They just know how to keep me feel alive.....


Monday, September 12, 2011

Day 13 : Time to say goodbye :'(

Akhirnya hari ini tiba juga. 13 hari sudah saya menghabiskan libur dan cuti lebaran saya di tanah Eropa. Tidak banyak yang saya lakukan hari ini selain menyelesaikan membereskan barang-barang dan memasukkan semua ke dalam koper. Dan tetap saja, bahkan sampai hari ini saya tidak ingin pulang. Terlalu menyenangkan semua yang sudah saya lalui di sini, dan terlalu menyedihkan untuk menghadapi kenyataan kalo semuanya sudah mau berakhir. (Lebay lu, Gie!)

Makan malam hari ini akan jadi makan malam terakhir saya dengan Robin dan keluarganya, dalam liburan saya di tahun ini. Kami menyantap spaghetti buatan Ayah Robin. Menurut saya, Pa' Ronald cukup mahir dalam membuat pasta yang enak. Saya selalu suka pasta buatan beliau. Sebelum menyicipi spaghetti buatannya, beberapa hari lalu, beliau memasak macaroni untuk makan malam, dan rasanya pun pas. Enak.  

Makam malam kami lakukan sedikit lebih "pagi", sekitar jam setengah lima. Biasanya, kami makan malam tepat jam enam, tapi karena penerbangan saya dan Robin kembali ke tanah air akan berangkat pada jam 20:55, jadi setidaknya kami harus sampai di bandara jam tujuh malam. Sekitar jam lima lewat, saya, Robin, ayah, ibu dan adiknya (Dennis) berangkat bersama-sama menuju bandara Schiphol, Amsterdam. Jarak dari Arnhem ke bandara lumayan jauh, dan perlu waktu kira-kira satu setengah jam untuk ditempuh dengan mobil. Itu pun kalau tanpa macet. Mungkin kalo jalanan di sana macetnya seperti di Jakarta, perlu waktu 3 sampai 4 jam untuk tiba di bandara.

Waktu rombongan kami tiba di bandara, sudah banyak orang yang menunggu kami di sana. Bee sudah sampai di sana lebih dulu diantar Erik dan ayahnya. Kemudian fans setia saya, Dain, juga sudah ada di sana untuk melepas kepergian kami sekalian mau transaksi foto-foto. Hehehe. Jantine, sahabat Robin juga sudah menunggu di sana. Ada juga mbak Ninuk, kenalan saya, yang ingin menitipkan oleh-oleh untuk saudara sepupu saya.

Setelah mengobrol sebentar dan berfoto-foto, saya, Robin dan Bee pamit pada semuanya. Saya sempat sedih saat melihat Ma' Joke yang menitikkan air mata mengantar kepergian Robin. "Insting seorang ibu," katanya waktu itu. Sempat tersenyum terkekeh juga bersama Dain saat kami diam-diam mengintip melihat perpisahan antara Erik dan Bee. Hahahaha. Selalu ada cerita berbeda setiap kali saya berada di sebuah bandara.

Dan sekarang saya sudah kembali berada di Jakarta. Sudah mulai bekerja seperti biasa. Penerbangan kami berjalan aman dan lancar. Walaupun pagi tadi dengan berat hati saya melangkahkan kaki ke kantor, tapi saya tetap melakukannya. Saatnya, kembali mengumpulkan pundi-pundi uang untuk membiayai perjalanan saya selanjutnya. Entah untuk ke mana, mungkin saja untuk kembali ke tanah Eropa dan melihat lebih banyak lagi . Amin. 

(Bye bye! Foto ini diambil saat perjalanan menuju bandara.)

Friday, September 09, 2011

Day 12 : Packing and Billiards..

Rencana awal sekali, hari ini saya dan Robin mau pergi ke Jerman dan menghabiskan waktu kami dengan menelusuri kota Keulen atau pergi ke Warner Bros Movie Park yang ada di Oberhausen. Tapi, karena kami masih cukup lelah dengan perjalanan ke Brussels kemarin, kami membatalkan rencana tersebut. Jadi, hari ini kami memilih untuk bangun lebih siang dan beristirahat di rumah saja.

Selain beristirahat, saya dan Robin juga mulai packing sedikit demi sedikit karena besok kami akan berangkat bersama ke Jakarta, Indonesia. Ya, kami. Saya dan Robin. Setelah berlibur bersama, Robin akan ikut saya dan Bee kembali ke Jakarta untuk proyek magang sebelum kelulusannya dari HAN University of Applied Science. Dia akan bekerja di salah satu kantor advertising di daerah Jakarta Barat sampai bulan Januari 2012. Saya senang tentang hal ini, karena itu berarti saya tidak perlu berada dalam hubungan jarak jauh, setidaknya selama enam bulan ke depan. ;-)

Puas beristirahat dan packing selesai setengah jalan, malam harinya saya, Robin dan Ma' Joke pergi ke centrum untuk bermain billiards. Kebetulan Robin dan ibunya penggemar permainan tersebut. Saya juga lumayan suka bermain bola delapan atau bola sembilan. Terakhir kali saya ke Belanda (waktu pertama kalinya bertemu dengan keluarga Robin), kami juga menyempatkan untuk main Billiards bertiga. Saya cukup menikmati kebersamaan kami malam ini. Menyenangkan, karena dari 7 games yang kami mainkan, Ma' Joke menang 4 kali, saya 3 kali dan Robin tidak menang sama sekali. Hahahaha. Girls power! (Sabar ya, schatje.. We still love you kok!)

Oya, malam itu pertama kalinya saya merasakan gempa di Belanda. Setelah beberapa puluh tahun tidak pernah gempa, malam itu gempa berkekuatan 4,6 scala richter mengguncang wilayah Nijmegen dan sekitarnya. Awalnya, saya pikir ada orang yang menjatuhkan bola Billiards ke lantai kayu tempat kami bermain waktu saya merasakan sedikit guncangan, tapi ternyata it was an earthquake. Dan cuma saya yang merasakan gempa itu, sementara Robin dan ibunya tidak sama sekali. Mungkin karena saya sudah cukup sensitif dan pernah beberapa kali merasakan gempa selama di Jakarta. Untungnya, tidak ada korban jiwa dari gempa malam itu dan selebihnya saya senang bisa menghabiskan waktu bersama Robin dan ibunya. Walaupun saya masih belum siap menghadapi kenyataan bahwa esok hari saya sudah harus terbang kembali ke Jakarta dan itu berarti juga: kembali menjalani kehidupan saya di sana.

Thursday, September 08, 2011

Day 11 : Brussels, baby!

Ga berasa liburan/cuti saya hampir berakhir. Huuuhuhuhu. Rasanya saya belum siap untuk segera kembali beraktivitas minggu depan. Apa saya perpanjang aja ya liburan ini sampai bulan depan? Atau mungkin tahun depan? Hahaha (siap-siap dirajam sama orang kantor nih kalau begini caranya.)

Yak, sampai sudah saya di hari ke-11. Hari ini saya, Robin, Bee, Erik dan Dain pergi ke Brussels, Belgia. Sebelum ke Brussels, kami mampir ke Oss (daerah di Noord Brabant, selatan Belanda) untuk mengunjungi tante dan oma 'jauh' Bee. Selalu menyenangkan kalau bisa bertemu orang Indonesia yang tinggal di Belanda. Apalagi tantenya Bee yang satu ini, menurut saya dan Dain, orangnya cukup metal. Hehehe. Ada baiknya kalau saya ga cerita tentang ke-metal-an si tante di blog saya, karena saya takut nanti efeknya ga bagus. Jadi, kalau ada yang mau tahu soal ke-metal-an si tante, langsung tanya saya saja secara pribadi. Tapi, selebihnya orangnya menyenangkan dan baik. Bersama si tante, kami mengunjungi oma yang sedang berada di rumah sakit.

Kami sedikit sedih mendengar cerita si tante tentang keadaan oma, dan perawatan di rumah sakit Belanda yang lambat. Well, ternyata emang ga semuanya di sini lebih baik dibanding di Indonesia atau Jakarta. Robin juga pernah cerita soal ini. Di Belanda, kecuali kalau kita kena serangan jantung (mungkin), kita ga akan dilayanin alias harus menunggu lama, untuk bikin janji ketemu dokter atau diperiksa dan dirawat di rumah sakit. Dan menunggu untuk ketemu dokter bisa makan waktu sampai dua minggu. Ckckck. Sementara di Indonesia, kita bisa kapan aja diperiksa dokter. Banyak dokter jaga 24 jam di rumah sakit yang siap memeriksa pasien dan memberi bantuan yang diperlukan. Yah, walaupun seringkali ada kejadian no money no help! Tapi setidakmya masih lebih baik dibanding apa yang saya dengar di sini.

Selesai mengunjungi rumah sakit, kami langsung berangkat menuju Brussels. Perjalanan ke Brussels lumayan makan waktu lama. Selain karena macet, juga karena Erik juga masih belum terlalu lancar nyetirnya. Ibarat kata, newbie gitu deh. Awalnya agak sedikit membosankan perjalanan kami kali ini. Karena kami ga tau seluk-beluk kota Brussels dan kami banyak mengandalkan mesin GPS. Belum lagi, mobil Erik sempet disenggol truk besar dan merusakkan spion kiri mobil. Ditambah di Brussels lebih banyak orang yang bicara bahasa Prancis dibanding bahasa Belanda, dan mereka ga bisa bahasa Inggris. Duh! Tapi setelah ketemu centrumnya, kami jadi ceria lagi. ^_^

Walaupun kami sampai di centrumnya udah kesorean banget, kami tetap berusaha untuk memaksimalkan waktu kami di sana. Melihat Manneken Pis, berfoto di Grote Markt, duduk-duduk di terrasje sambil menikmati Waffel dan Belgian Frites, dan tentunya belanja coklat. And finally here we go again, beberapa foto yang sempat kami buat selama mengunjungi Brussels :

(Saya dan Robin di hadapan patung "King Albert" lagi minta doa restu.)
(Foto favorit saya!)
(Berlimadi depan Manneken Pis. Orang Indonesia yang menolong kami mengambil foto ini. Terima kasih.)
(Waffelnya enaaaaaaakkk!!)

 At the end : It was totally awesome! And we had so much fun!

Tuesday, September 06, 2011

Day 10 : Ambil sepeda dan berkunjung ke oma lagi

Kami kembali dari Roma Hari Senin, 5 September 2011, larut malam. Dengan suasana hati yang super senang dan badan yang super lelah, saya langsung tidur begitu sampai di Arnhem. Bisa ditebak karena saking capenya, saya bangun lumayan siang. Untungnya, saya dan Robin tidak punya banyak rencana untuk hari ini. Jadi, kami bisa sedikit bersantai dan beristirahat, karena besok kami akan pergi lagi dengan Erik dan Bee, plus Dain untuk jalan-jalan ke Brussels.

Untuk hari ke-10 saya di sini, rencana kami hanya pergi ke centrum untuk ambil sepeda (yang sudah menginap kurang lebih 4 hari di sebuah gedung tempat parkir sepeda) dan mengunjungi Oma Hinke (Omanya Robin dari pihak Ibu). Semuanya berjalan lancar, kecuali ketika Robin lupa membawa kunci sepeda kami yang akhirnya bikin kami harus bolak-balik ke centrum naik bis dan bersepeda di tengah-tengah hujan yang lumayan deras. Hedeeeeh Robaaann! Telinga saya sempat sakit karena ga tahan sama dinginnya udara dan angin yang berhembus kencang. Tapi, so far semua cukup berjalan baik dan saya tetap bersyukur atas semua yang saya alami sampai hari ini.

Day 7-9 : Jelajah Roma

Petualangan kami dimulai di hari Sabtu, pagi-pagi sekali. Jam 5 pagi Erik dan Bee sudah menjemput saya dan Robin dari Arnhem untuk sama-sama berangkat ke bandara Weeze yang terletak di Jerman. Di sana, Erik akan memarkir mobilnya selama kami pergi ke Roma, Italia. Bagi kami berempat, ini adalah kali pertamanya kami menginjakkan kaki di tanah gladiator. Dan tentunya, kami semua sangat antusias!

Sekarang, dalam pikiran saya begitu banyak cerita yang ingin saya bagi di sini, tapi saya bingung harus memulai dari mana. Hehehe. Karena ada banyak tempat yang indah dan luar biasa di Roma yang kami kunjungi. Buat saya, Roma adalah kota yang sangat cantik. Sama seperti Paris, di setiap sudut di kota Roma, pasti selalu ada spot yang bagus dan indah untuk diabadikan. Tiap kali mata memandang, gedung-gedung tua nan megah selalu ada di sekeliling kami. Saya jatuh cinta seketika dengan kota tersebut.

Tapi sayangnya, walaupun kotanya sangat indah, saya tidak terlalu terkesan dengan manusia-manusianya. Keindahan kota Roma, tidak seiring sejalan dengan sebagian besar penduduknya yang menyebalkan dan tidak terlalu ramah. Ada beberapa orang yang kami temui memang sangat-sangat ramah, tapi kebanyakan di antaranya juga sangat-sangat menyebalkan dan berkelakuan buruk. *sigh* Anyhow, tidak bisa dipungkiri kalau selama di sana, saya dan Bee, seringkali "zina mata" setiap kali melihat manusia-manusia yang rupawan berjenis kelamin laki-laki dengan hidung mancung, sedikit brewokan, dan alis yang begitu rapi seperti habis dirapikan di salon. Hahaha. Kasep pisan euuuyyy!!

Beberapa tempat yang sempat kami kunjungi selama 3 hari kami berada di sana di antaranya adalah Colosseum, Trevi Fountain, Piazza Navona, Pantheon, Vatican dan masih banyak lagi. Kami membuat banyak foto dan video selama kami berada di Roma. Dan saya akan membagi beberapa foto tersebut di sini dan membiarkan foto-foto ini yang bercerita. :-)

(Saya dan Robin berfoto di dalam Colosseum yang megah. Arenanya para Gladiator!)
(Pantheon. Dengan kereta kuda di depannya, seperti dalam dongeng.)


(Kami berempat di depan Trevi Fountain. Kami ikut melempar koin ke dalam kolam dan ya semoga saja kami bisa kembali lagi ke sana suatu hari nanti. Amin.)
(Suasana di sekitar "Spain Stairs": Ramai!!)
(Masih di Spain Stairs, foto dari atas. Lautan manusia.)
(Di sebuah cafe, di pinggir jalan. Erik ordered a super tiny glass of espresso for 2 euro.)
(Mas-mas bule mejeng di depan St. Peter's Basilica yang terkenal di Vatican.)

(Salah satu penjaga di St. Peter's Basilica. Cute banget yaaa bajunya :-p. Konon katanya yang merancang baju itu adalah Michelangelo, tapi ada beberapa pihak yang masih meragukannya.)
(Mamma Mia! Italiana Pizza!)

Saturday, September 03, 2011

Day 6 : Naar de bioscoop gaan

Sama seperti kemarin, hari ini juga jadi hari tenang buat saya dan Robin. Tapi, sedikit beda, hari ini kami pergi nonton ke bioskop di centrum Arnhem. Kalau di sini tiket bioskop bisa dibeli online dan langsung dibayar dengan debit/credit card. Kemudian tiketnya bisa langsung di-print dari rumah. Harga tiket bioskop di sini luar biasa mahal kalau dibandingkan dengan di Indonesia. Kurang lebih untuk satu tiket nonton bisa sampai 11 euro. Dan hari ini kami nonton 2 film, which is 2 x 2 x 11 = 44 euro, atau sekitar 550 ribu rupiah (Fyuuuuuhhh...-_-"). Kalo di Indonesia bisa nonton film sampe mabok dengan 500 ribu rupiah.

Anyway, untuk film pertama kami memilih "Glee 3D Concert Movie". (Yeeaayy!! I am a gleek.) Karena saya tahu kalo glee concert movie ga akan diputar di Jakarta, jadi begitu di TV sini saya lihat iklannya, langsung saya rayu Robin untuk menemani saya nonton film itu. Hehehe. Dan filmnya lumayan memuaskan bagi saya sebagai penggemar serial Glee.

Untuk film kedua, kami pergi nonton "Harry Potter and The Deathly Hallows-Part Two". Yak, saya sebenarnya udah nonton film itu, tapi Robin belum. Jadi, untuk kedua kalinya saya nonton film terakhir Harry Potter. Dan buat saya itu fine-fine aja, karena saya juga penggemar Harry Potter. Saya baca semua bukunya dan nonton semua filmnya. Bisa dibilang saya tumbuh bareng Harry Potter and the gank, sama seperti beberapa teman saya lainnya. And it was epic!

Sedih banget waktu saya nonton film terakhir Harry Potter. Bahkan untuk kedua kalinya, saya masih ngerasa sedih. Sedih karena udah ga bakalan ada lagi film Harry Potter yang bakalan saya tunggu-tunggu. Sepuluh tahun lebih boooww tumbuh bareng Harry Potter. Pasti ga cuma saya yang ngerasain hal kayak gini. Saya yakin seluruh fans Harry Potter dari segala penjuru dunia ngerasain hal yang sama. Tapi ya, kalo kata orang mah di mana ada awal, di situ juga pasti  ada akhir. Layaknya tagline film Harry Potter yang terakhir : It all ends. :(

Jadi, kurang lebih begitulah hari keenam saya di negeri orang. Oya, sedikit kejadian menarik hari ini : saya dan Robin pergi ke centrum naik sepeda. Kami parkir sepeda di basement sebuah gedung, tempat parkir sepeda gratis. Sengaja parkir di dalam gedung supaya lebih aman. Kami selesai nonton film Harry Potter kurang lebih jam setengah 11 malam. Dan waktu kami mau ambil sepeda di tempat parkir sepeda, jeng jeng jeng jeng jeeeeeng... gedungnya udah tutup! Dengan terpaksa kami pulang naik bis, dan ya sepeda kami akan menginap di tempat parkir sepeda. Ga untuk satu atau dua malam, tapi untuk 4 malam! Karena besok pagi-pagi sekali kami akan berangkat ke Roma, Italia untuk 3 hari ke depan.

Thursday, September 01, 2011

Day 5 : hari tenang..

Ga banyak yang bisa diceritakan tentang hari ini. Bisa jadi hari ini adalah hari yang paling tenang dibanding beberapa hari sebelumnya. Sekarang baru jam setengah 10 malem dan saya sudah rebahan di atas tempat tidur sambil menulis cerita tentang hari ini. Selayaknya orang Belanda, tadi siang saya dan Robin bersepeda muter-muter di sekitar Arnhem lagi. Membuat beberapa foto dan video untuk dikenang di masa tua nanti (tsaaaaahh...)

Saya kagum dengan apa yang bisa saya lihat selama saya di sini. Di tengah kota sekalipun, saya masih bisa bersepeda dengan aman dan mendapati hutan atau pun taman tempat orang bisa bersantai atau berolahraga. Hijau dan segar. Ga cuma itu, tapi ada banyak sungai atau danau yang bersih (ga penuh sampah dan bau seperti di Jakarta) di daerah perumahan yang ada. Cantik. Saya jadi semakin tidak ingin pulang. Di sini saya belum pernah mengalami sakit kepala, migrain, flu atau demam yang sering saya rasakan sebelumnya. Saya merasa benar-benar sehat. Mungkin karena udara yang bersih dan tidak banyak polusi. Dan tentunya di sini jarang banget saya ketemu sama yang namanya macet, jadi saya juga ga gampang stress. Hehehe.

Beruntung rasanya saya bisa melalui liburan kali ini. Benar-benar liburan, meluangkan waktu untuk diri saya menikmati hidup, tanpa harus dikejar-kejar pekerjaan dan tanggung jawab. It feels unreal, but I really love this moment. Aaaaahh saya benar-benar ga ingin ini cepat berakhir dan harus kembali ke dunia nyata. Sekarang yang harus saya lakukan adalah menikmati setiap detik yang saya punya di sini, supaya saya bisa me-refresh hati, pikiran dan fisik saya untuk kembali ke kenyataan nanti. Oiya, saya belum mengucapkan di sini : Selamat Hari Raya Idul Fitri bagi semua yang merayakan! Minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin. Mari kita memulai lagi dari awal, untuk menjadi pribadi yang lebih baik. :-)

Salam dari Belanda,
Gie
 


Day 3 - 4 : Prettige suikerfeest! Happy Ied Mubarak!

DAY 3

Lebaraaaan dataaaang!!! Yak, walaupun di Indonesia banyak gunjang-ganjing tentang ketidakjelasan kapan Hari Raya Idul Fitri dirayakan, tapi di sini sudah ditetapkan kalau kami akan berlebaran hari Selasa, 30 Agustus 2011. Saya senang sekaligus sedih. Senang karena ini akan jadi pengalaman pertama saya berlebaran di negeri orang, tapi sedih juga karena saya tidak menjalankan Shalat Ied dan berkumpul dengan keluarga tercinta.

Tahun ini saya Shalat Ied di Masjid Al-Hikmah yang ada di Den Haag. Berbeda dengan di Jakarta yang biasanya Shalat Ied dimulai jam 7 pagi, kalau di sini Shalat mulai jam 10 pagi. Shalat berjalan cukup khidmat dan teratur. Jujur, saya sedikit kaget karena ternyata lumayan banyak umat muslim yang ikut menjalankan Shalat Ied di sini. Masjid yang tidak terlalu besar itu pun, jadi sedikit sesak karena banyak orang (sebagian besar orang Indonesia) datang dari berbagai kota di Belanda untuk sama-sama menjalani Shalat Ied.

Selesai Shalat, saya, Robin, Dain dan Dennis segera meluncur ke Wassenaar untuk acara Halal Bihalal bersama Kedutaan Besar Indonesia di Belanda. Kalau kata orang-orang Belanda sih daerah Wassenaar ini salah satu daerah tempat orang-orang kaya tinggal. Jadi, ga heran kalau rumah-rumah di sana jauh lebih besar dibanding rumah-rumah Belanda umumnya. Rumah tempat tinggal duta besar Indonesia untuk Belanda di sana cukup besar dan halamannya luas. Di halaman rumah, dibangun beberapa tenda-tenda makanan, minuman dan ada juga panggung kecil untuk pengisi acara hari itu. Makanan yang disajikan hari itu merupakan menu lengkap lebaran, ada ketupat, rendang, sambel goreng ati dan kawan-kawannya, dan semuanya enaaakk! Paling engga makanan-makanan itu bisa mengobati kesedihan saya dan Dain karena ga bisa merayakan Idul Fitri bareng keluarga.

(Makan-makan ketupat di rumah Dubes Indonesia untuk Belanda. Lekker!)

Dari acara halal bihalal kami kembali ke Amsterdam lagi. Karena saya masih mau beli beberapa souvenir/oleh-oleh, dan kami juga sudah janjian akan ketemu Bee dan Erik di sana. Buat saya, Amsterdam di siang hari lebih menarik dibanding pada saat malam. Karena lebih banyak yang bisa dilihat dan toko-toko juga lebih banyak yang buka. Tapi sayang, karena waktu yang terbatas akhirnya kami memutuskan untuk menikmati waktu kami di sebuah cafe dekat De Dam sebelum belanja souvenir dan pulang.


DAY 4

Karena satu dan lain hal, saya dan Robin memutuskan untuk menghabiskan satu malam lagi menginap di tempat Dain. Jadi, hari keempat saya di sini, saya habiskan untuk jalan-jalan di Leiden. Hari ini saya mencoba makanan baru, "Vlaai" dan "Kibbling". Vlaai lebih seperti kue/pai untuk dessert dan Kibbling itu sejenis ikan yang digoreng dan dimakan dengan saus seperti mayonaise. Lekker zeg!

Walaupun belum puas menelusuri jalan-jalan di Leiden, tapi saya dan Robin sudah harus kembali ke Arnhem supaya bisa ikut makan malam keluarga. Kami berpisah dengan Dain di stasiun dan rencananya akan bertemu lagi kalau masih memungkinkan minggu depan. Semoga saja.