Knowledge and Experience. They just know how to keep me feel alive.....


Friday, February 22, 2013

Perjalanan

Saya lupa sejak kapan saya jadikan traveling sebagai salah satu dari sekian banyak hobi saya. Yang pasti saya mulai berani traveling setelah bisa menghasilkan uang yang cukup untuk diri sendiri, bisa memberi sedikit pada orang tua, dan masih ada sisa untuk ditabung serta traveling. Walaupun sampai sekarang pilihan, untuk sisa uang yang saya hasilkan, masih sering antara ditabung atau untuk traveling. Belum bisa untuk keduanya. *ngenes*

Dan lebih seringnya saya memilih untuk traveling. Bagi saya traveling sudah menjadi candu tersendiri. Paling tidak tiga sampai empat bulan sekali saya harus keluar dari rutinitas saya dan pergi ke suatu tempat untuk menjernihkan pikiran kembali, walau untuk 3 atau 4 hari saja. Meskipun jumlah tempat yang saya datangi masih tidak ada apa-apanya dibanding para master traveler lainnya, saya sudah cukup senang. Senang mendapat kesempatan untuk melihat tempat-tempat yang indah dan unik, senang bertemu dengan orang-orang baru dan tentunya senang karena banyak pengalaman dan pelajaran hidup yang bisa saya dapat melalui perjalanan-perjalanan saya itu.

Tadi malam saya pergi ke bioskop dan menonton "Rectoverso". Film ini dibuat berdasarkan buku berisi kumpulan cerpen yang ditulis Dee Lestari, salah satu penulis Indonesia favorit saya, dengan judul yang sama. Saya sudah baca semua karya Dee, kecuali yang satu ini. Setelah menonton filmnya, saya jadi ingin segera ke toko buku, membeli buku ini dan melahapnya sampai habis secepat mungkin. Singkatnya, dari film yang saya tonton tadi malam, ada salah satu cerita dengan judul "Hanya Isyarat" yang menggerakkan saya untuk menulis tulisan ini.

Di salah satu scene cerita "Hanya Isyarat" ada dua tokoh yang bercerita kenapa mereka memutuskan untuk menjadi backpacker dan melakukan traveling. Saya jadi ikut bertanya pada diri sendiri, "Iya ya. Kenapa saya melakukan traveling?" Sampai detik ini jawaban yang bisa saya berikan dari pertanyaan itu adalah karena saya ingin belajar lebih banyak lagi dan saya ingin merasa HIDUP. Saya tidak ingin belajar hanya dengan duduk di dalam kelas, bagi saya sudah cukup 18 tahun saya duduk belajar di dalam kelas mulai dari Taman Kanak-Kanak hingga lulus kuliah. Tapi saya ingin langsung terjun berbaur dengan alam dan belajar dari pesonanya. Saya merasa hidup setiap kali saya sedang melakukan perjalanan. Dan perasaan itu luar biasa bagi saya. Sesederhana itulah jawaban saya. Tanpa embel-embel apapun.


Gie 

2 comments:

  1. Jadi ingat masa lalu. Ya sangat menyenangkan berbaur dengan alam. Mulai dari menaiki perahu hingga dinaiki perahu (saking dangkalnya). Mulai dari penduduk berbaju hingga hampir tak berpakaian. Mulai dari dikejar tawon hingga dikejar beruang. Mulai tidur di hotel bintang hingga tidur di bawah bintang-bintang saking capeknya berjalan hingga larut malam. Mulai dari berjalan pelan hingga berlari karena sudah terlalu malam dan waktunya harimau sumatra turun. Belum makanan-makanan hutan yang macam-macam yang menjamin pengunjungnya tidak kelaparan. Belum berenang setiap pulang kerja saat sungai pasang, seluncur papan karena tebalnya lumpur rawa. Berat, menyenangkan dan tak terlupakan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah, seru sekali perjalanan Anda! sudah lama sejak terakhir saya menulis di blog ini, senang sekali masih ada yang mampir, membaca dan menuliskan komentar berbagi cerita masa lalu.. Terima kasih :)

      Delete