(berbagai spot diving di Pulau Weh)
Beberapa spot diving yang saya jelajahi selama di sana antara lain: Batee Tokong, East dan West Seulako, The Canyon, Rubiah Sea Garden serta Underwater Volcano. Banyak pengalaman baru yang saya alami selama diving di beberapa spot tersebut. Yang paling berkesan adalah ketika saya, Bee, Dea dan Bang Isfan (Dive Master kami dari Rubiah Tirta Divers) menyelam di The Canyon.
Ombak yang cukup besar menyapa kami waktu kami sampai di lokasi, membuat kami kesulitan mempersiapkan diri sebelum melakukan back roll entry dari kapal. Saking besarnya ombak, mata saya sampai perih dan merah karena terkena cipratan air laut yang menghantam kapal kami. Rasa-rasanya saya udah kecapean duluan bahkan sebelum diving dimulai, karena pada saat ombak besar seperti itu butuh extra effort untuk mempersiapkan diri. Ga cuma itu saja, ketika kami sudah berhasil melakukan entry, gantian tubuh kami yang terombang-ambing kebawa arus ke sana ke mari. Bang Isfan saat itu juga langsung meminta kami untuk segera turun masuk ke dalam laut tanpa buang waktu lagi.
Jeng..jeng.. jeng... begitu masuk ke dalam laut, satu hal yang ada di pikiran saya: Skeeerrrriiii!!!! Bukan karena ada hiu, tapi justru karena ga ada apa-apa. Kosong! Benar-benar kosong di 10-15 meter pertama. Bang Isfan terus meminta kami turun, hingga akhirnya kami mencapai kedalaman sekitar 28-35 meter. Gosh, udah di atas dihajar ombak, di bawah kami disambut sama arus yang rruuaarr biasaaa. Buat saya The Canyon unik banget. Suasananya remang-remang bikin merinding, topografinya unik seperti labirin bebatuan, curam dan mencekam, arusnya oke banget buat nambah pengalaman, kemudian hamparan ratusan (mungkin ribuan) sea fan yang segede-gede gaban jadi pemandangan yang belum pernah saya lihat sebelumnya, belum lagi banyaknya Moray Eel yang bersarang di bebatuan. Breathtaking!
Yang pasti The Canyon adalah spot yang wajib dikunjungi kalau mau menyelam di Pulau Weh. Menantang dan memacu adrenalin. Ga cuma The Canyon, Batee Tokong juga jadi spot yang menarik dan ga akan saya lupakan. Karena di sini pertama kalinya saya menyelam dan ada hiu jenis blacktip di dekat saya. Sayangnya (atau mungkin untungnya buat saya), saat hiu itu melintas beberapa meter di hadapan saya, masker saya sedang fogging. Wakwaaaoo... Padahal waktu itu si Bang Isfan udah heboh narik-narik saya suruh foto sambil kasih tanda kalo ada hiu, tapi saya malah sibuk masker clearing karena fogging. Keburu cabut deh hiunya. Alhamdulillaaaaaah... Heheheheee.
Spot penutup pengalaman saya selama di Pulau Weh adalah Underwater Volcano. Bang Isfan bilang kalau menyelam di sini tak perlulah pakai wetsuit karena airnya hangat dan kedalaman hanya sekitar 10-15 meter saja. Maka jadilah saya cukup berbikini ria saat menyelam di sana. Huhuuuyy! Dan ternyata airnya memang hangat. Di lokasi ini kami hanya bermain-main saja selama kurang lebih 15 menit. Video yang pernah saya posting sebelumnya di blog dengan judul Teaser... (#hazeeekk) diambil di lokasi ini.
Puas dengan diving-divingan, saya, Bee dan Dea juga sempat mengunjungi Tugu Kilometer Nol, Pantai Anoi Itam (tempat berdirinya benteng peninggalan Jepang) dan Pantai Sumur Tiga. Kami pergi ke lokasi-lokasi tersebut dengan menyewa ojek. Udara yang bersih (walaupun mataharinya cukup panas menyengat) dan masih banyaknya pepohonan, hutan sepanjang perjalanan membuat kami tidak menyesali keputusan kami untuk naik ojek dibanding naik mobil. Biar gosong tapi hati plong! ^_^
Saya dan Bee memutuskan untuk menginap dua malam di Freddies Santai Sumurtiga, sebelum akhirnya kami harus kembali ke Jakarta di hari kelima kami menikmati berkeliling Banda Aceh dan Pulau Weh.
Gie
Ombak yang cukup besar menyapa kami waktu kami sampai di lokasi, membuat kami kesulitan mempersiapkan diri sebelum melakukan back roll entry dari kapal. Saking besarnya ombak, mata saya sampai perih dan merah karena terkena cipratan air laut yang menghantam kapal kami. Rasa-rasanya saya udah kecapean duluan bahkan sebelum diving dimulai, karena pada saat ombak besar seperti itu butuh extra effort untuk mempersiapkan diri. Ga cuma itu saja, ketika kami sudah berhasil melakukan entry, gantian tubuh kami yang terombang-ambing kebawa arus ke sana ke mari. Bang Isfan saat itu juga langsung meminta kami untuk segera turun masuk ke dalam laut tanpa buang waktu lagi.
Jeng..jeng.. jeng... begitu masuk ke dalam laut, satu hal yang ada di pikiran saya: Skeeerrrriiii!!!! Bukan karena ada hiu, tapi justru karena ga ada apa-apa. Kosong! Benar-benar kosong di 10-15 meter pertama. Bang Isfan terus meminta kami turun, hingga akhirnya kami mencapai kedalaman sekitar 28-35 meter. Gosh, udah di atas dihajar ombak, di bawah kami disambut sama arus yang rruuaarr biasaaa. Buat saya The Canyon unik banget. Suasananya remang-remang bikin merinding, topografinya unik seperti labirin bebatuan, curam dan mencekam, arusnya oke banget buat nambah pengalaman, kemudian hamparan ratusan (mungkin ribuan) sea fan yang segede-gede gaban jadi pemandangan yang belum pernah saya lihat sebelumnya, belum lagi banyaknya Moray Eel yang bersarang di bebatuan. Breathtaking!
(3 Morray Eel dalam 1 sarang)
Spot penutup pengalaman saya selama di Pulau Weh adalah Underwater Volcano. Bang Isfan bilang kalau menyelam di sini tak perlulah pakai wetsuit karena airnya hangat dan kedalaman hanya sekitar 10-15 meter saja. Maka jadilah saya cukup berbikini ria saat menyelam di sana. Huhuuuyy! Dan ternyata airnya memang hangat. Di lokasi ini kami hanya bermain-main saja selama kurang lebih 15 menit. Video yang pernah saya posting sebelumnya di blog dengan judul Teaser... (#hazeeekk) diambil di lokasi ini.
Puas dengan diving-divingan, saya, Bee dan Dea juga sempat mengunjungi Tugu Kilometer Nol, Pantai Anoi Itam (tempat berdirinya benteng peninggalan Jepang) dan Pantai Sumur Tiga. Kami pergi ke lokasi-lokasi tersebut dengan menyewa ojek. Udara yang bersih (walaupun mataharinya cukup panas menyengat) dan masih banyaknya pepohonan, hutan sepanjang perjalanan membuat kami tidak menyesali keputusan kami untuk naik ojek dibanding naik mobil. Biar gosong tapi hati plong! ^_^
Saya dan Bee memutuskan untuk menginap dua malam di Freddies Santai Sumurtiga, sebelum akhirnya kami harus kembali ke Jakarta di hari kelima kami menikmati berkeliling Banda Aceh dan Pulau Weh.
Gie
No comments:
Post a Comment