Jadi, seperti yang sudah pernah saya tulis sebelumnya, sekitar 3 bulan lalu, tepat pada saat memasuki bulan Ramadhan, saya pergi ngunjungin kampung halaman Ibu saya. Kurang lebih selama 5 hari 4 malam saya bersama Bee pergi ke Ujung Barat Indonesia, Banda Aceh dan Pulau Weh (Sabang). By the way, Ibu saya sebenarnya keturunan Jawa, tapi karena Kakek saya jaman dulu bertugas di Aceh, jadilah Ibu saya lahir dan tumbuh selama beberapa tahun awal hidupnya di kota Banda Aceh. Sementara itu, Kakek saya adalah Kepala Jawatan Listrik dan Gas (sebelum berubah nama jadi PLN) yang pertama di Aceh dan Sumatra Utara *sombooong* *ya terooosss??*.
Back to the track, saya dan Bee menghabiskan hari pertama dan kedua di Banda Aceh dengan berkeliling kota naik Becak. Becak di Aceh beda sama apa yang biasa kita sebut becak di Jakarta, Bekasi dan sekitarnya. Di sana becaknya bukan becak yang harus digenjot sama si Abang, tapi becak motor. Jadi lebih cepet dan nyaman juga. Ongkos nyewa becak yang kami keluarkan untuk 2 hari itu sekitar 150 ribu rupiah, 100 ribu untuk hari pertama (dari jam 1 siang sampe jam 8 malam) dan 50 ribu untuk hari kedua (dari jam 11 siang sampe jam 3.30 sore). Lumayan kan?
Hari pertama di sana kami cukup memaksimalkan keadaan, karena waktu itu hari terakhir sebelum masuk bulan Ramadhan. Begitu kami tiba di bandara Sultan Iskandar Muda kami langsung naik bus Damri menuju ke pusat kota. Jalanan di Banda Aceh sudah bisa ditebak tidak seramai di Jakarta. Apalagi waktu itu kami pergi hari Jumat, yang ternyata banyak orang tidak berkegiatan apa-apa alias libur di hari itu. (Enak banget ya cyiiiinn tiap Jumat libur :p) Sampai di pusat kota kami bertemu dengan Masjid Raya Baiturrahman. Subhanallah cantik dan megah banget bangunannya. Sayang kami ga bisa masuk karena setiap wanita yang mau masuk ke sana WAJIB pakai rok panjang, ga boleh pakai baju ketat dan harus berkerudung.
Karena ga berjodoh untuk liat dalemnya Masjid Raya Baiturrahman, jadilah kami langsung menuju hotel yang ga jauh dari situ untuk check-in dan istirahat sejenak. Setelahnya petualangan kami dengan si abang Becak sewaan pun dimulai. Tempat pertama yang kami singgahi adalah.......tempat makan! Hahaha. Karena uda kelaperan jadi kami memutuskan makan dulu. Si abang bawa kami ke Dapukupi. Katanya sih tempat ini ngehits banget di Banda. Di sana kami coba Mie Acehnya dan minum Kopi Sanger khas Aceh. Aceh emang terkenal dengan banyaknya warung kupi-warung kupi di pinggir jalan. Ibaratnya kalau ga ngupi ga gaul, man! Dan menurut penilaian kami makanan dan kopi Sanger di Dapukupi enaaaaakk banget dan ga menguras kantong alias murah. Mie Aceh kepiting (1 kepiting full) 25 ribu saja sodara-sodaraaaa... Must try item in Aceh!
Selesai makan, saya langsung request sama si Abang buat bawa kami ke komplek perumahan PLN. Saya penasaran sama rumah masa kecil ibu saya. Dan inilah saya pasang pose di samping bekas rumah tinggal Ibu saya dulu:
Di seberang bekas rumah Ibu saya ada Taman Putroe Phang. Ga mau rugi dong yaaa mumpung masih ada waktu jadilah kami mampir masuk ke dalam dan liat-liat. Usut punya usut ternyata taman itu terkenal sebagai 'tempat pacaran' anak muda di sana. Naah.. Makanya sering banget ada polisi syariah yang menyatroni taman itu. Pas banget waktu saya keluar dari taman, ada segerombolan polisi syariah dateng. Si Abang langsung buru-buru nyuruh kami pake kerudungan kami dan ngajak cabut dari situ.
Oia, kalau ada yang berminat berlibur ke Aceh dan sekitarnya saya sangat menyarankan untuk berpakaian sopan dan (khusus wanita) mendingan bawa syal/kerudungan gitu deh buat nutupin pala. Yah.. itung-itung ikut menghargai adat dan budaya di sana, daripada jadi tontonan orang-orang karena mengumbar aurat. Ya kaan? :)
Puas berkunjung ke rumah masa kecil Ibu dan Putroe Phang, kami melanjutkan perjalanan buat ngeliat bekas kapal yang kebawa Tsunami sampai ke tengah kota. Begitu ngelihat "PLTD Apung 1"di tengah perumahan penduduk, saya baru sadar betapa dahsyatnya Tsunami yang menghantam Aceh beberapa tahun lalu. Gilaaaaa kapal segede gaban dan seberat dosa gitu bisa kebawa dari laut sampe ke tengah-tengah pemukiman penduduk!!
Hari itu kami juga ngunjungin satu lokasi lainnya, "Kapal di Atas Rumah Lampulo". Di situ ada kapal nelayan yang nyangsang di atas rumah orang. Bikin ngelus dada ngeliatnya, karena jadi kebayang banget suasana waktu kejadian Tsunami dulu. :(
Di sisa hari pertama, kami juga pergi ke tugu Aceh Thanks The World dan mejeng depan Museum Tsunami. Cuma mejeng doang karena keburu tutup museumnya gara-gara udah kesorean. -_-"
Anyhow, we had so much fun at day 1 and so excited for day 2! Cerita hari keduanya akan saya posting sesegera mungkin. Mohon ditunggu dan sabar ya para pembaca yang budiman. (Macam banyak aje pembacanya). Hehehe.
('▿^)♉
-Gie-
No comments:
Post a Comment