Knowledge and Experience. They just know how to keep me feel alive.....
Thursday, December 16, 2010
Sinterklaas - Natal - Santa Claus
Tuesday, November 30, 2010
The Sisters' Short Trip
Friday, October 22, 2010
Received on 21.10.2010
All I need is you in my life,
No money can replace my love for you,
Gie, one day I want to make you my wife,
God has blessed you with your charm too,
In my dreams, you cannot leave me alone,
Every day I think about you,
Present from heaven, that's what you are,
Only your love can colour my grey heart,
Let us spend our lives together
And have a home, kids and such,
Please, honey, always remember,
After two years together, I still love you very much "
Now, hey you Mr. Corba, I just wanna say : Well done! But please keep trying to make a better poetry, will ya? Hehe. :-P
xoxo
Gie
Sunday, October 03, 2010
Grandma..
now you're sharing it up above.
You had many things to say.
All in a caring way.
You always saw good in everyone,
No matter what they've done.
You were always the one we could all lean on.
Even though it must have felt like a ton.
You were always the strength of the family.
Now we must let you rest calmly.
As we say goodbye,
as tears roll down our eyes.
I know your place in heaven has a good view.
Because you're telling God,
I need to keep an eye on a few.
I know you will always be in our hearts and mind.
So Grandma,
I must go, but I'll never forget you're one of a kind.
Thursday, September 30, 2010
Friday, September 17, 2010
Tentang keberagaman dan saya
Di sini saya hanya mau bilang, saya suka keberagaman dalam hidup saya. Mungkin hidup saya tidak terlalu beragam bila dibandingkan dengan orang lain yang memang keturunan Indo, misal: Cinta Laura Kiehl (berdarah Indonesia-Jerman) atau Mike Lewis (Kanada-Tionghoa, Malaysia). Tapi saya tetap cinta keberagaman yang saya temui selama ini, karena hal itu memberi warna tersendiri dalam hidup saya (sekecil apa pun pengaruhnya). Keberagaman mengajarkan saya bagaimana caranya bertoleransi terhadap satu sama lain, terhadap mereka yang berbeda dengan saya. Entah itu berbeda kebiasaan hidup, jalan pikiran, sampai berbeda dalam hal-hal krusial seperti agama dan ras/suku.
Sebenarnya saya tidak suka mengkotak-kotakkan manusia, karena pada dasarnya setiap manusia itu sama dan dalam diri mereka pastilah ada yang namanya kebaikan. Yang membedakan di antara mereka mungkin hanya penampilan fisiknya saja. Tapi untuk hal lain, bagi saya sama. Semua bisa dimaklumi dan ditoleransikan. Sayangnya, tidak semua manusia bisa menerima keberagaman dengan tangan terbuka. Mereka justru menjadikannya sebagai pemicu konflik. Merasa diri mereka yang paling benar dan menganggap yang berbeda itu musuh yang harus dijauhi, atau lebih ekstrim lagi: dimusnahkan.
Prihatin rasanya saat melihat/mendengar sesama manusia berkonflik hanya karena adanya perbedaan kecil di antara mereka, yang ujungnya bisa membawa pada perpecahan. Mungkin salah satu penyebabnya adalah kefanatikan terhadap hal tertentu yang dipercayai benar oleh sekelompok orang, sementara orang lain yang tidak mengikuti/percaya terhadap hal yang sama mereka anggap salah. Mengutip ucapan Lukman Sardi yang berperan sebagai KH Ahmad Dahlan dalam film Sang Pencerah, "Orang fanatik adalah orang yang bodoh". Ucapan yang sangat berani, tapi juga sangat benar. Terlalu fanatik bisa menjadikan seseorang berpikiran pendek, irasional dan bodoh. Orang fanatik cenderung menafsirkan sesuatu yang mengajarkan kebaikan menjadi salah arti dan mengubahnya menjadi bentuk kekerasan, untuk kemudian mencari pembenaran atas dasar yang salah.
Kalimat sederhana seperti "perbedaan itu indah", seharusnya selalu disimpan dalam memori masing-masing kita dan dicerna dengan baik. Bahkan Tuhan sekalipun menciptakan manusia dalam bentuk yang beragam, bukan untuk saling mencela keberagaman itu, tapi untuk saling belajar menghormatinya. Belajar menerima keberagaman yang ada dengan pikiran serta tangan terbuka, tidak dengan tangan mengepal.
Friday, August 20, 2010
Lagi-lagi macet..
Entah kenapa sepertinya macet sudah menjadi musuh sekaligus teman sejati untuk penduduk Jakarta. Kenapa saya bilang begitu? Simpel aja: 1. Untuk mereka yang sibuk dan selalu berlomba dengan waktu, kemacetan sudah pasti jadi musuh utama mereka. Ibarat kata, semua hal/janji/kegiatan bisa langsung berantakan dan ga berjalan sesuai rencana hanya karena MACET. 2. Macet bisa jadi teman sejati buat orang-orang yang senang menjadikannya sebuah alasan untuk sebuah keterlambatan. Misal: pegawai kantor yang bangun kesiangan, instead of bilang "Maaf Pak saya telat masuk kantor karena kesiangan", mereka akan lebih milih untuk menggunakan kalimat "Maaf Pak, jalanan macet banget tadi. Bapak ngertilah gimana Jakarta." (Kalau saya sih lebih milih jujur, bilang kesiangan. Secara susah juga buat saya untuk bangun pagi. :p )
Yah, kurang lebih dua hal itu yang menurut saya menjadikan kata macet sangat akrab dengan penduduk Jakarta. Menjadi salah satu image kota Jakarta. Ya sudahlah.. saya cuma mau nyampah sedikit. Sekarang lebih baik saya menikmati saja kemacetan ini. Maybe next time, saya akan coba menulis tentang Jakarta dan sahabatnya, si macet, lebih panjang lagi.
Enjoy Jakarta!
Friday, August 06, 2010
It is tomorrow!
Tuesday, August 03, 2010
Just want to share information..
Tuesday, July 20, 2010
Waka-waka
Dan dilemma terbesar gw pun muncul saat partai final Piala Dunia 2010, tim favorit gw bertemu dengan Belanda. Eeeeeaaaaaa... Spanyol vs Belanda. Bisa diibaratkan gw vs Robin dan teman-teman sastra Belanda. Mati dah!
Pertandingan finalnya lumayan seru, tapi sayang tim londo bermain agak sedikit kasar, bahkan sampe ada adegan kickboxing segala. Ckckckck... not good! Padahal lumayan banyak peluang-peluang bagus dari dua tim tersebut. Yah, mungkin sebanyak kartu kuning yang keluar pada malam itu. 13 kartu kuning dan 1 kartu merah keluar malam itu (bikin gw jadi bertanya-tanya sebenernya mereka mau main bola apa main kartu sih?).
Tapi seperti kita semua ketahui kalo Spanyol menaaaaaaang!! Huhuuuuyy. Menang tipis 1-0 setelah melalui babak perpanjangan waktu. Dan kemarin menjadi pertama kalinya dalam sejarah persepakbolaan dunia, Spanyol masuk final piala dunia dan langsung menang. Betapa bahagianya gw. Ga bahagia-bahagia amat sih, karena jadi ikutan sedih juga liat si pacar harus ngeliat tim negaranya kalah. -__-"
Gw turut berduka untuk pendukung tim Belanda. Mungkin belum saatnya mereka jadi juara *bentar lagi gw ditimpukin batu nih*. Tapi salut juga buat mereka, bisa berhasil sejauh ini.
Jadi begitulah kurang lebih cerita gw sepanjang Piala Dunia 2010. Maafkan kalo ada kata-kata yang kurang berkenan ya pemirsa. Saya hanyalah manusia biasa pendukung timnas Spanyol. Hehehe. Tapi gw tetep berharap semoga suatu saat nanti Indonesia bisa ikut berlaga lagi di Piala Dunia. Dan pada saat tibanya waktu itu, gw hanya akan menjadi pendukung sejati timnas Indonesia. Amin.
Cheers,
Gie
Saturday, May 29, 2010
Can't feel the music
-Gie-
Thursday, May 20, 2010
my beloved desk 2
Kalau diperhatikan baik-baik, meja kerja saya yang sekarang jauh lebih rapih dibanding yang dulu. Hehehehe :D *tersenyum bangga* Bisa rapih juga bukannya karena apa-apa, tapi lebih kepada faktor saya tidak mau terlihat berantakan sendiri sementara rekan kerja saya yang lain rapih-rapih. Kalau di kantor yang lama saya terkesan cuek, membiarkan meja saya berantakan, itu karena di sana juga banyak yang mejanya lebih berantakan dibanding meja saya. Maklumlah namanya juga pekerja media alias wartawan. Yang terpenting adalah tulisan/kerjaannya beres (baca: rapih).
Saya suka meja kerja saya yang sekarang. Kenapa? Karena terletak persis di hadapan jendela. Jadi kalau saya lagi jenuh atau bosan saya bisa melemparkan pandangan ke luar jendela. Melihat orang-orang dan mobil-mobil di jalanan bawah, gedung-gedung di kejauhan, atau melihat rintik hujan dari balik jendela (sambil sedikit berkhayal) bisa jadi hiburan tersendiri buat saya.
Baiklah, sekian dulu laporan tentang meja kerja saya yang baru. Saya harus kembali bekerja sekarang. Semangat untuk saya dan untuk Anda semua! :)
-Gie-
Saturday, May 15, 2010
...
"Learn to love someone just the way they are is not that easy, especially when you have different background of culture. It needs a lot of patience and understanding"
-Gie-
Tuesday, May 04, 2010
Happiness
Contoh kecil, saya hanya seorang pegawai kantoran biasa dengan gaji yang cukup untuk bisa bertahan hidup. Beberapa hari yang lalu saya baru saja melewati masa probation saya di kantor baru. Alhamdulillah kemarin saya menerima kabar kalau saya diangkat menjadi pegawai tetap di sini, mendapat asuransi kesehatan yang cukup lengkap (mata, gigi, dll) dan gaji saya dinaikkan beberapa ratus ribu rupiah. Kalau Anda bertanya pada saya apakah saya senang dengan hal itu. Saya pasti menjawab "Ya, saya senang!". Tapi apakah Anda ikut senang? Belum tentu kan. Atau coba posisikan diri Anda di posisi saya, mungkin saja bagi Anda kenaikkan beberapa ratus ribu saja tidak berarti, apalagi untuk Anda-Anda yang gajinya sudah berpuluh-puluh juta.
Anyway, saat ini saya sedang bahagia. Bukan hanya karena baru naik gaji (hehehe..), tapi karena sekarang saya tahu bahwa Tuhan itu memang Maha Adil. Belum lama ini saya menerima kabar baik dari seorang teman. Dia terpilih menjadi salah satu penerima beasiswa untuk melanjutkan kuliah master di Universitas Leiden, Belanda. Ya, terpilih dari sekian ribu orang yang mendaftar untuk beasiswa yang sama. Hebat!
Entah kenapa dari awal saat dia bercerita akan mencoba peruntungannya untuk melamar beasiswa tersebut, saya sudah yakin dia pasti bisa. Di mata saya, dia adalah wanita yang gigih, tekun dan tahu betul apa yang dia mau. Berbekal semua itu saya yakin dia pasti bisa... and yes she made it! Dengan ketekunan dan usahanya dia berhasil mendapatkan hasil yang maksimal, dan dengan melihat semua itu saya semakin yakin kalau Tuhan itu memang adil.
Seperti yang saya bilang sebelumnya, kebahagiaan itu bisa datang dari mana saja dan bagaimana seseorang merasa bahagia pasti berbeda-beda alasannya. Bagi saya, kebahagiaan saya berarti kebahagiaan orang-orang di sekitar saya. Kebahagiaan paling luar biasa yang bisa saya rasakan adalah ketika saya bisa memberikan inspirasi kepada orang lain dan ketika saya bisa membuat orang-orang yang saya sayangi tersenyum bahagia. Atau hanya dengan melihat dan mendengar orang-orang terdekat saya bahagia tanpa tahu alasan di balik kebahagiaan mereka, saya pun ikut merasa bahagia. Jadi, mudah saja untuk saya merasa bahagia.
Sekarang saya merasa bahagia untuk teman saya. Selamat ya Dahlia Isnaini a.k.a Dain! You deserve it, sist. And for sure, we are proud of you! :)
Love,
Gie
Wednesday, April 21, 2010
I am nobody without them
Terakhir. Saya (pernah) punya Ayah. Walaupun saya tidak begitu mengenal sosoknya, tapi saya yakin beliau juga adalah sosok Ayah yang hebat dan luar biasa. Bahkan dengan kepergiannya menghadap Yang Kuasa, Ayah masih bisa mengajari saya (dan keluarga kami) banyak hal. Mengajari keluarga kami bagaimana rasanya kehilangan orang yang kita sayangi, bagaimana kami harus tetap saling menyayangi, mendukung, dan menjaga keutuhan keluarga kami. Tanpa Ayah sadari, Ayah juga mengajari saya bagaimana menjadi wanita mandiri dan kuat tanpa memiliki sosok seorang ayah dalam hidup saya. Thank you so much for the lessons, Dad! I promise you, I will never let our family down.
Ya, saya punya mereka. Saya punya keluarga. Mereka yang telah menjadikan saya "sesiapa" di mata orang lain. Oh, I do love my family, do you?
-Gie-
Sunday, April 04, 2010
Manusia biasa
Kesimpulan yang saya ambil:
We're not superheroes or even superhuman and absolutely not an angel. We're just human. That's it! Ga perlu selalu berusaha terlalu keras untuk membahagiakan semua orang, karena itu ga akan pernah bisa berhasil. Well, kalaupun bisa, ujung-ujungnya kebahagiaan kita sendiri yang akan hilang. Pasti.
Makasih om Bill untuk pencerahannya.
Love,
Gie
Tuesday, February 23, 2010
One year ahead
Dan sekarang gw cuma berharap kalo dalam satu tahun ke depan nantinya masih ada hal-hal lain yang akan gw alamin. Hal-hal luar biasa, menyenangkan dan bisa memberikan pelajaran berarti buat gw. Gw tetap selalu percaya kalo kita bisa belajar dari mana aja, termasuk dari pengalaman hidup kita atau pun pengalaman hidup orang lain. Semua bisa dijadikan pelajaran, diambil yang baik-baik dan dibuang yang buruk-buruknya. Dan pastinya gw masih akan tetap membagi pengalaman itu di sini. Hehehe.
Ngomong-ngomong soal belajar dan pengalaman, tanpa diduga dan disangka oleh banyak orang, bahkan gw sendiri, Robin merealisasikan rencananya mengambil kelas BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) di UI, Depok. Ternyata dia seserius itu mau belajar Bahasa Indonesia. Setelah berpikir panjang, melalui perdebatan dengan gw dan orang lain juga, memikirkan baik buruknya, tujuannya, dan lain-lain dan lain lain akhirnya di minggu terakhir bulan Januari lalu dia pun memutuskan untuk terbang ke Jakarta. And yes, hanya dalam waktu tiga minggu setelah perpisahan kami yang terakhir, kami bisa bertemu lagi tanpa perlu menunggu enam bulan lamanya (seperti biasa). Dan another yes, dia akan tinggal di Indonesia selama satu tahun ke depan karena dia harus mengambil program BIPA yang satu tahun supaya kreditnya cukup untuk ditransfer ke kredit kuliahnya di sana.
Sebenernya gw agak meragukan keputusan dia kali ini, mungkin lebih cenderung ga mendukung. Tapi karena dia sepertinya sangat yakin dengan keputusannya, jadi gw sebagai pacar yang baik harus ikut ngedukung + memberi support buat dia dalam keadaan apa pun itu. Jadi, bisa dibilang selama setahun ke depan gw ga akan tuh ngerasain yang namanya "Long Distance Relationship". Hehehe. Satu lagi perubahan yang gw alamin dan kali ini mengenai hubungan gw dan Robin. Dan lagi-lagi perubahan yang cukup positif. :)
Anyway, semoga aja Robin bisa menjalani kuliahnya di sini dengan baik tanpa ada halangan berarti. Semoga juga dalam satu tahun ke depan gw bisa mengenal sosok Robin dengan lebih baik lagi dan begitu juga sebaliknya. Dan semoga gw bisa dapet pengalaman-pengalaman baru lagi sama dia. Pengalaman-pengalaman yang bisa kami (gw dan Robin) bagi untuk orang lain dan anak cucu kami nanti. (Halaaahh!! :-p ) Mohon doanya ya teman-teman supaya si mas Robin ga mengalami kesusahan dalam belajar Bahasa Indonesia.
Cheers,
Gie
P.S: kebetulan mas Robin suka ngeblog juga dan dia punya website pribadi, so kalau ada waktu boleh dibaca-baca tulisan-tulisannya di: http://www.robincorba.nl/
Wednesday, February 10, 2010
Hello goodbye
I've already dedicated my life for one and a half year as a reporter/writer/journalist in one of men's magazine in Indonesia. I like that job, I love my colleagues there, love the environment, love what I can do (get from) there, esp. the fact that I can go to Bali twice a year (last year) and that's for free. Hehehe. It's almost perfect, except three things why I don't like to be there: 1. my boss, 2. the salary is not good enough, and 3. I can't develop myself there.
Then because of that three reasons I take a risk to move on and spread my wings to fly higher so that I can see more panoramic sight and learn something new from it. So, I quit become a reporter/writer/journalist or whatever it's called. Actually besides all that reasons, there's also one thing why I have to move on. Since my sister doesn't have a job anymore, my responsibility for supporting my family in financial is getting bigger. That's why I got to leave my old job and do a new one which can pay me more.
It was really hard choices I have to choose, to stay or to go. I like being in my old office, surrounded by my friends/colleagues. But I can't be selfish, because there are still a lot of things I must consider in this matter. Things that are not only about me, myself and I. And I've made my own choice, eventhough it was also a very hard goodbye that I've had to say to my old colleagues. :'(
So now, here I am. Working as a new employee in one of trading company that sells comodities, such as coal, cotton, and others. Get a better salary and new family. Now I'm ready to learn new things here, to do my best with this job as I did to the old one, and to plan a better future for myself and family. My life is still great (I trully believe it) and I am thankful for it. :)
-Gie-
Friday, January 29, 2010
Menapak tanah eropa (lagi).
Bukannya tanpa tujuan gw bisa berada di sana selama itu. Robin yang mengundang gw untuk datang ke sana dengan tujuan mengenalkan gw kepada keluarganya. Gw sangat senang sekaligus beruntung karena bisa menikmati liburan bersalju yang cukup panjang di sana dan bisa ketemu langsung dengan orang tua, adik, tante, oma, opa, keluarga dan teman-teman Robin lainnya, termasuk bertemu Erik lagi (silakan baca tulisan-tulisan gw sebelumnya).
Walaupun ini bukan pertama kalinya gw terbang ke Belanda, tetap aja gw merasa nervous dan deg-degan dari sebelum berangkat, selama perjalanan, bahkan sampai saatnya kembali ke Indonesia. Mungkin lebih dikarenakan karena gw tidak cukup pede untuk bertemu Robin dan keluarganya. Maklumlah kan gw memang orang yang sangat pemalu. Hehehe.
Banyak pengalaman seru selama gw berkunjung ke Belanda kali ini. Salah satunya adalah saat itu pertama kalinya gw melihat, mencicipi, dan bermain dengan yang namanya "SALJU". Hehehe. Gw cukup beruntung bisa bertemu dengan salju, tapi gw juga merasa sedikit tersiksa karena udara di sana dingin banget, sekitar 0 (nol) sampe -5 (minus lima) derajat celcius. Brrrrrr!!
Untungnya, biarpun banyak hal baru yang gw lalui di sana (positif atau pun negatif), Robin dan keluarganya selalu menjaga gw dengan baik. Mungkin karena sepanjang liburan kemarin gw tinggal di rumah orang tuanya Robin. Orang tua dan adiknya yang awalnya bikin gw ketakutan dan nervous sebelum bertemu mereka ternyata sangat jauh berbeda dari bayangan gw. Mereka sangat ramah, baik dan terbuka. I like them actually! :)
Anyway, seperti biasa gw akan bercerita dengan beberapa foto pilihan yang gw ambil waktu gw di sana. Here they are. Enjoy!!
Jalan-jalan di Sonsbeek Park, Arnhem. Waktu itu gw berasa sedang berada di dalam kulkas karena dingin banget! Akhirnya gw minta untuk buru-buru pulang karena jari-jari kaki dan tangan gw mulai terasa sakit saking dinginnya. Jadi berasa norak dan kampungan saat itu. :(
Robin and his family. From left to right: Dennis (Robin's younger brother), Ronald (Robin's father), Joke (Robin's mom), and Robin himself.
Mampir ke bar milik organisasi kampusnya Robin, Roderick. Pretend to be a DJ.
Walaupun gw ga merayakan Natal, ga ada salahnya kan berfoto bareng sinterklas. Hehehe.
Kurang afdol rasanya kalo belum foto dengan latar belakang kincir angin. :DOur favorite drink: Chocolademelk met slagroom.
Jadi, begitulah kira-kira pengalaman dan cerita yang bisa gw bagi selama 12 hari gw di sana. Sebenernya masih banyak cerita, foto dan pengalaman yang ingin gw bagi, tapi mungkin lain kali aja atau melalui media yang berbeda alias ga di blog ini. Hehehe. Intinya sih gw sangat bersyukur karena diberi kesempatan untuk bisa kembali mengunjungi negeri kincir angin dan mengenal langsung orang-orang terdekat Robin selama dia di sana. Dan semoga kesempatan-kesempatan berikutnya masih akan datang. Amin!
Cheers,
Gie
New Year 2010 Greetings!
It's been a long time since I wrote my last story here in my personal blog. Not because I don't want to write, but there's a lot of things that I need to do and must do for a while. I'm gonna write something as soon as possible for you all. Many stories I want to share, but I don't know where should I begin.
Anyway, for this one I want to say HAPPY NEW YEAR for all of you. I wish we can have a better year ahead. I know it's a bit late, but better late than never, right? ;)
God bless you! :)
Warmest regards,
Gie