Lama tak menyapa, rasanya rindu sekali saya ingin bercerita. Hampir setengah tahun saya tidak berkata apa-apa lewat blog ini. Dan sekarang saya kembali, semoga saja tidak hanya sekedar kembali untuk menghilang lagi.
Singkat cerita, sekarang sudah masuk bulan Juli. Lebih tepatnya sudah memasuki hari kelima bulan Ramadhan. Saya jadi teringat, setahun lalu pada awal bulan puasa saya menghabiskan waktu saya di Aceh. Aaahh saya kangen.. Ingin kembali lagi ke sana..
Dari cerita terakhir saya tentang Aceh, saya sudah mengalami beberapa perjalanan dan kejadian lagi yang belum sempat saya ceritakan di sini:
- Oktober 2012, 2nd project of Lalita -> Maya (Bee's little sister) wedding party. Ya akhirnya, Lalita punya proyek lagi dan kali itu acara digelar di Kartipah, Bandung. Alhamdulillah, acara berjalan lancar. Sah!
-November 2012, saya berlibur ke Lombok-Gili bersama Robin, Bee, Erik, Cathy dan Pinka. Liburan yang nyaris batal karena sehari sebelum keberangkatan tiba-tiba kami dapat notifikasi dari Merpati Airlines kalau penerbangannya dibatalkan. Kampret banget kaaan! Untungnya kami sigap dan bisa segera dapat penerbangan pengganti. Di perjalanan kali ini, lumayan buat saya dan Bee nambah log diving kami 2 log. Selain itu, berhasil meracuni yang lain untuk diving sampai jadi ketagihan juga. Hehehehe.
- Januari 2013, saat-saat up and down buat saya. Memutuskan resign dari pekerjaan saya bahkan sebelum adanya kepastian diterima kerja di tempat lain. Sedih banget rasanya meninggalkan kantor itu karena sudah 3 tahun saya bekerja di sana dan teman-teman saya di sana sudah seperti keluarga sendiri bagi saya. But hey, life must go on! :")
Bulan ini juga saya melakukan kegiatan favorit saya: weekend trip! Dan kali itu, saya mengunjungi Bromo. Sayangnya, perjalanannya tidak terasa maksimal karena cuaca yang kurang mendukung. Kejadian seru dari perjalanan kali ini adalah kelewatan stasiun kereta. Hahaha jadilah saya, Bee dan Onya sempat nyasar sampai ke stasiun Tanggul, 2 stasiun sebelum kota Jember. -_____-"
- February 2013, waktunya jadi pengangguran. Beberapa hari setelah mengajukan resign dari kantor lama, saya diterima kerja di tempat baru. Awalnya saya diminta masuk pertengahan bulan ini, tapi saya memutuskan untuk mengambil libur sebulan dulu untuk merefresh otak sebelum memulai sesuatu yang baru. Jadilah kegiatan saya di bulan ini hanya mengajar dan lagi-lagi liburan. Hehehe. Bulan ini saya bepergian ke 3 daerah: Jawa Tengah (Semarang) untuk mengajak Ibu saya berlibur, Kalimantan Tengah (Tanjung Puting) untuk berinteraksi dengan Orang Utan (sodara sendiri, hahaha) dan Sulawesi Tengah (Donggala, Palu) untuk diving tentunyaaaa :D. Dan rasanya: Luar biasa!!
- Maret 2013, fresh start in my career. Sekarang saya bekerja di salah satu perusahaan shipping agency (pelayaran) sebagai Commercial Executive. Saya bersyukur sekali karena Tuhan begitu baik pada saya, terutama di tahun ini. Alhamdulillah paling tidak ada peningkatan sedikit demi sedikit dalam kehidupan pekerjaan saya.
- Juni 2013, kembali menginjakkan kaki di tanah dewata, tempat kesukaan saya. Tapi sayangnya kali ini, saya pergi untuk bekerja dan menghadiri Bali Coal Trans bersama senior di kantor baru saya (yang sekarang orangnya sudah resign), Leony (mari kita sebut saja dia: CiLe/Cici Leony, haha). Menyenangkan bisa kembali lagi ke sana pun hanya untuk bekerja. Saya bertemu banyak orang baru selama acara. Bertambah lagi pengalaman yang membuka mata dan kesempatan saya selebar-lebarnya.
Di bulan ini juga, Erik mulai pindah ke Jakarta for good. Yup, akhirnya Bee dan Erik sudah ga perlu menjalani LDR lagi. I'm so happy for them!
Dan sampailah saya di sini. Sebenarnya masih banyak cerita dan kejadian lain yang saya alami selama beberapa bulan terakhir ini. Yang mungkin suatu saat nanti akan saya ceritakan.
Gie
Knowledge and Experience. They just know how to keep me feel alive.....
Sunday, July 14, 2013
Friday, February 22, 2013
Your words
"It means that you are special. Don't hate yourself or blame anyone else. Just consider that
you have a gift. That you are capable to love more people in your life!"
Thank you.
Gie
Thank you.
Gie
Perjalanan
Saya lupa sejak kapan saya jadikan traveling sebagai salah satu dari sekian banyak hobi saya. Yang pasti saya mulai berani traveling setelah bisa menghasilkan uang yang cukup untuk diri sendiri, bisa memberi sedikit pada orang tua, dan masih ada sisa untuk ditabung serta traveling. Walaupun sampai sekarang pilihan, untuk sisa uang yang saya hasilkan, masih sering antara ditabung atau untuk traveling. Belum bisa untuk keduanya. *ngenes*
Dan lebih seringnya saya memilih untuk traveling. Bagi saya traveling sudah menjadi candu tersendiri. Paling tidak tiga sampai empat bulan sekali saya harus keluar dari rutinitas saya dan pergi ke suatu tempat untuk menjernihkan pikiran kembali, walau untuk 3 atau 4 hari saja. Meskipun jumlah tempat yang saya datangi masih tidak ada apa-apanya dibanding para master traveler lainnya, saya sudah cukup senang. Senang mendapat kesempatan untuk melihat tempat-tempat yang indah dan unik, senang bertemu dengan orang-orang baru dan tentunya senang karena banyak pengalaman dan pelajaran hidup yang bisa saya dapat melalui perjalanan-perjalanan saya itu.
Tadi malam saya pergi ke bioskop dan menonton "Rectoverso". Film ini dibuat berdasarkan buku berisi kumpulan cerpen yang ditulis Dee Lestari, salah satu penulis Indonesia favorit saya, dengan judul yang sama. Saya sudah baca semua karya Dee, kecuali yang satu ini. Setelah menonton filmnya, saya jadi ingin segera ke toko buku, membeli buku ini dan melahapnya sampai habis secepat mungkin. Singkatnya, dari film yang saya tonton tadi malam, ada salah satu cerita dengan judul "Hanya Isyarat" yang menggerakkan saya untuk menulis tulisan ini.
Di salah satu scene cerita "Hanya Isyarat" ada dua tokoh yang bercerita kenapa mereka memutuskan untuk menjadi backpacker dan melakukan traveling. Saya jadi ikut bertanya pada diri sendiri, "Iya ya. Kenapa saya melakukan traveling?" Sampai detik ini jawaban yang bisa saya berikan dari pertanyaan itu adalah karena saya ingin belajar lebih banyak lagi dan saya ingin merasa HIDUP. Saya tidak ingin belajar hanya dengan duduk di dalam kelas, bagi saya sudah cukup 18 tahun saya duduk belajar di dalam kelas mulai dari Taman Kanak-Kanak hingga lulus kuliah. Tapi saya ingin langsung terjun berbaur dengan alam dan belajar dari pesonanya. Saya merasa hidup setiap kali saya sedang melakukan perjalanan. Dan perasaan itu luar biasa bagi saya. Sesederhana itulah jawaban saya. Tanpa embel-embel apapun.
Gie
Dan lebih seringnya saya memilih untuk traveling. Bagi saya traveling sudah menjadi candu tersendiri. Paling tidak tiga sampai empat bulan sekali saya harus keluar dari rutinitas saya dan pergi ke suatu tempat untuk menjernihkan pikiran kembali, walau untuk 3 atau 4 hari saja. Meskipun jumlah tempat yang saya datangi masih tidak ada apa-apanya dibanding para master traveler lainnya, saya sudah cukup senang. Senang mendapat kesempatan untuk melihat tempat-tempat yang indah dan unik, senang bertemu dengan orang-orang baru dan tentunya senang karena banyak pengalaman dan pelajaran hidup yang bisa saya dapat melalui perjalanan-perjalanan saya itu.
Tadi malam saya pergi ke bioskop dan menonton "Rectoverso". Film ini dibuat berdasarkan buku berisi kumpulan cerpen yang ditulis Dee Lestari, salah satu penulis Indonesia favorit saya, dengan judul yang sama. Saya sudah baca semua karya Dee, kecuali yang satu ini. Setelah menonton filmnya, saya jadi ingin segera ke toko buku, membeli buku ini dan melahapnya sampai habis secepat mungkin. Singkatnya, dari film yang saya tonton tadi malam, ada salah satu cerita dengan judul "Hanya Isyarat" yang menggerakkan saya untuk menulis tulisan ini.
Di salah satu scene cerita "Hanya Isyarat" ada dua tokoh yang bercerita kenapa mereka memutuskan untuk menjadi backpacker dan melakukan traveling. Saya jadi ikut bertanya pada diri sendiri, "Iya ya. Kenapa saya melakukan traveling?" Sampai detik ini jawaban yang bisa saya berikan dari pertanyaan itu adalah karena saya ingin belajar lebih banyak lagi dan saya ingin merasa HIDUP. Saya tidak ingin belajar hanya dengan duduk di dalam kelas, bagi saya sudah cukup 18 tahun saya duduk belajar di dalam kelas mulai dari Taman Kanak-Kanak hingga lulus kuliah. Tapi saya ingin langsung terjun berbaur dengan alam dan belajar dari pesonanya. Saya merasa hidup setiap kali saya sedang melakukan perjalanan. Dan perasaan itu luar biasa bagi saya. Sesederhana itulah jawaban saya. Tanpa embel-embel apapun.
Gie
Tuesday, January 29, 2013
First time to Aceh-Weh (Day 3-5)
Hari ketiga dan keempat di Pulau Weh adalah hari yang paling saya tunggu-tunggu. Waktunya Diviiiing XD
(berbagai spot diving di Pulau Weh)
Beberapa spot diving yang saya jelajahi selama di sana antara lain: Batee Tokong, East dan West Seulako, The Canyon, Rubiah Sea Garden serta Underwater Volcano. Banyak pengalaman baru yang saya alami selama diving di beberapa spot tersebut. Yang paling berkesan adalah ketika saya, Bee, Dea dan Bang Isfan (Dive Master kami dari Rubiah Tirta Divers) menyelam di The Canyon.
Ombak yang cukup besar menyapa kami waktu kami sampai di lokasi, membuat kami kesulitan mempersiapkan diri sebelum melakukan back roll entry dari kapal. Saking besarnya ombak, mata saya sampai perih dan merah karena terkena cipratan air laut yang menghantam kapal kami. Rasa-rasanya saya udah kecapean duluan bahkan sebelum diving dimulai, karena pada saat ombak besar seperti itu butuh extra effort untuk mempersiapkan diri. Ga cuma itu saja, ketika kami sudah berhasil melakukan entry, gantian tubuh kami yang terombang-ambing kebawa arus ke sana ke mari. Bang Isfan saat itu juga langsung meminta kami untuk segera turun masuk ke dalam laut tanpa buang waktu lagi.
Jeng..jeng.. jeng... begitu masuk ke dalam laut, satu hal yang ada di pikiran saya: Skeeerrrriiii!!!! Bukan karena ada hiu, tapi justru karena ga ada apa-apa. Kosong! Benar-benar kosong di 10-15 meter pertama. Bang Isfan terus meminta kami turun, hingga akhirnya kami mencapai kedalaman sekitar 28-35 meter. Gosh, udah di atas dihajar ombak, di bawah kami disambut sama arus yang rruuaarr biasaaa. Buat saya The Canyon unik banget. Suasananya remang-remang bikin merinding, topografinya unik seperti labirin bebatuan, curam dan mencekam, arusnya oke banget buat nambah pengalaman, kemudian hamparan ratusan (mungkin ribuan) sea fan yang segede-gede gaban jadi pemandangan yang belum pernah saya lihat sebelumnya, belum lagi banyaknya Moray Eel yang bersarang di bebatuan. Breathtaking!
Yang pasti The Canyon adalah spot yang wajib dikunjungi kalau mau menyelam di Pulau Weh. Menantang dan memacu adrenalin. Ga cuma The Canyon, Batee Tokong juga jadi spot yang menarik dan ga akan saya lupakan. Karena di sini pertama kalinya saya menyelam dan ada hiu jenis blacktip di dekat saya. Sayangnya (atau mungkin untungnya buat saya), saat hiu itu melintas beberapa meter di hadapan saya, masker saya sedang fogging. Wakwaaaoo... Padahal waktu itu si Bang Isfan udah heboh narik-narik saya suruh foto sambil kasih tanda kalo ada hiu, tapi saya malah sibuk masker clearing karena fogging. Keburu cabut deh hiunya. Alhamdulillaaaaaah... Heheheheee.
Spot penutup pengalaman saya selama di Pulau Weh adalah Underwater Volcano. Bang Isfan bilang kalau menyelam di sini tak perlulah pakai wetsuit karena airnya hangat dan kedalaman hanya sekitar 10-15 meter saja. Maka jadilah saya cukup berbikini ria saat menyelam di sana. Huhuuuyy! Dan ternyata airnya memang hangat. Di lokasi ini kami hanya bermain-main saja selama kurang lebih 15 menit. Video yang pernah saya posting sebelumnya di blog dengan judul Teaser... (#hazeeekk) diambil di lokasi ini.
Puas dengan diving-divingan, saya, Bee dan Dea juga sempat mengunjungi Tugu Kilometer Nol, Pantai Anoi Itam (tempat berdirinya benteng peninggalan Jepang) dan Pantai Sumur Tiga. Kami pergi ke lokasi-lokasi tersebut dengan menyewa ojek. Udara yang bersih (walaupun mataharinya cukup panas menyengat) dan masih banyaknya pepohonan, hutan sepanjang perjalanan membuat kami tidak menyesali keputusan kami untuk naik ojek dibanding naik mobil. Biar gosong tapi hati plong! ^_^
Saya dan Bee memutuskan untuk menginap dua malam di Freddies Santai Sumurtiga, sebelum akhirnya kami harus kembali ke Jakarta di hari kelima kami menikmati berkeliling Banda Aceh dan Pulau Weh.
Gie
Ombak yang cukup besar menyapa kami waktu kami sampai di lokasi, membuat kami kesulitan mempersiapkan diri sebelum melakukan back roll entry dari kapal. Saking besarnya ombak, mata saya sampai perih dan merah karena terkena cipratan air laut yang menghantam kapal kami. Rasa-rasanya saya udah kecapean duluan bahkan sebelum diving dimulai, karena pada saat ombak besar seperti itu butuh extra effort untuk mempersiapkan diri. Ga cuma itu saja, ketika kami sudah berhasil melakukan entry, gantian tubuh kami yang terombang-ambing kebawa arus ke sana ke mari. Bang Isfan saat itu juga langsung meminta kami untuk segera turun masuk ke dalam laut tanpa buang waktu lagi.
Jeng..jeng.. jeng... begitu masuk ke dalam laut, satu hal yang ada di pikiran saya: Skeeerrrriiii!!!! Bukan karena ada hiu, tapi justru karena ga ada apa-apa. Kosong! Benar-benar kosong di 10-15 meter pertama. Bang Isfan terus meminta kami turun, hingga akhirnya kami mencapai kedalaman sekitar 28-35 meter. Gosh, udah di atas dihajar ombak, di bawah kami disambut sama arus yang rruuaarr biasaaa. Buat saya The Canyon unik banget. Suasananya remang-remang bikin merinding, topografinya unik seperti labirin bebatuan, curam dan mencekam, arusnya oke banget buat nambah pengalaman, kemudian hamparan ratusan (mungkin ribuan) sea fan yang segede-gede gaban jadi pemandangan yang belum pernah saya lihat sebelumnya, belum lagi banyaknya Moray Eel yang bersarang di bebatuan. Breathtaking!
(3 Morray Eel dalam 1 sarang)
Spot penutup pengalaman saya selama di Pulau Weh adalah Underwater Volcano. Bang Isfan bilang kalau menyelam di sini tak perlulah pakai wetsuit karena airnya hangat dan kedalaman hanya sekitar 10-15 meter saja. Maka jadilah saya cukup berbikini ria saat menyelam di sana. Huhuuuyy! Dan ternyata airnya memang hangat. Di lokasi ini kami hanya bermain-main saja selama kurang lebih 15 menit. Video yang pernah saya posting sebelumnya di blog dengan judul Teaser... (#hazeeekk) diambil di lokasi ini.
Puas dengan diving-divingan, saya, Bee dan Dea juga sempat mengunjungi Tugu Kilometer Nol, Pantai Anoi Itam (tempat berdirinya benteng peninggalan Jepang) dan Pantai Sumur Tiga. Kami pergi ke lokasi-lokasi tersebut dengan menyewa ojek. Udara yang bersih (walaupun mataharinya cukup panas menyengat) dan masih banyaknya pepohonan, hutan sepanjang perjalanan membuat kami tidak menyesali keputusan kami untuk naik ojek dibanding naik mobil. Biar gosong tapi hati plong! ^_^
Saya dan Bee memutuskan untuk menginap dua malam di Freddies Santai Sumurtiga, sebelum akhirnya kami harus kembali ke Jakarta di hari kelima kami menikmati berkeliling Banda Aceh dan Pulau Weh.
Gie
Tuesday, January 08, 2013
New year, fresh start..
Happy New Year, People!!
As usual, saya mau ngucapin selamat tahun baru untuk kita semua! =)
Semoga di tahun baru ini masing-masing dari kita bisa menemukan kebahagiaan yang dicari selama ini. Bisa melengkapi kepingan yang masih kurang dari puzzle kehidupan. Bisa mewujudkan cita-cita yang sempat tertunda. Bisa, bisa, bisa!
Untuk diri saya sendiri, saya tidak mau bermuluk-muluk mengucap harapan. Saya bersyukur atas segala pengalaman manis dan pahit di tahun 2012 lalu. Tahun ini saya cukup ingin bisa "move on" saja dan punya lebih banyak kesempatan untuk berbagi kebahagiaan dengan orang-orang yang saya sayangi, pun dengan orang-orang yang mungkin tidak seberuntung saya.
Amin.
-Gie-
As usual, saya mau ngucapin selamat tahun baru untuk kita semua! =)
Semoga di tahun baru ini masing-masing dari kita bisa menemukan kebahagiaan yang dicari selama ini. Bisa melengkapi kepingan yang masih kurang dari puzzle kehidupan. Bisa mewujudkan cita-cita yang sempat tertunda. Bisa, bisa, bisa!
Untuk diri saya sendiri, saya tidak mau bermuluk-muluk mengucap harapan. Saya bersyukur atas segala pengalaman manis dan pahit di tahun 2012 lalu. Tahun ini saya cukup ingin bisa "move on" saja dan punya lebih banyak kesempatan untuk berbagi kebahagiaan dengan orang-orang yang saya sayangi, pun dengan orang-orang yang mungkin tidak seberuntung saya.
Amin.
-Gie-
Subscribe to:
Posts (Atom)