Tepat jam setengah 3 pagi tadi saya terbangun. Kalo berdasarkan info dari Dain, waktu imsak di Belanda kira-kira sekitar jam setengah 4 pagi. Dan di saat summer kyak sekarang ini, puasa bisa sampai jam 10 malam karena matahari bersinar lebih lama dan baru akan tenggelam sekitar jam 9-10 malam. Tapi, mengikuti saran Dain dan saya di sini sebagai musafir (kurang ngerti juga sih apakah saya termasuk hitungan musafir atau engga, hehe), jadi saya hanya akan berpuasa sampai jam 6 sore seperti biasanya di Indonesia.
Sahur terakhir di bulan Ramadhan tahun ini, saya ditemani Robin. Begitu bangun, Robin langsung sibuk menyiapkan Indomie, sementara saya cuma tidur-tiduran di kasur menunggu makanan siap. Hohoho. Karena emang ga terlalu semangat untuk sahur, jadi buat saya ga masalah cuma makan Indomie aja, selama makannya ditemenin sang kekasih hati (Hooeeks..).
Singkat cerita selese sahur, kami kembali tidur. Sebenernya hari ini kami belum punya rencana selain mau nginep di tempat Dain di Leiden. Mau nginep di sana juga karena hari Selasanya kami akan pergi sama-sama ke Den Haag untuk Sholat Ied dan Halal Bihalal (baca: makan ketupat dkk gratis) di rumah Dubes Indonesia untuk Belanda. Jadi, akhirnya kami memutuskan untuk bersepeda di sekitar Rijkerswoerd (tempat tinggal Robin) dan sorenya pergi ke rumah Oma Robin yang lainnya.
Untuk buka puasa, lagi-lagi si Mas Gantengku yang baik hati, yang nyiapin makanannya. Dan malam ini dia masak Spaghetti (yum!). Selesai makan, saya dan si ganteng langsung siap-siap meluncur menuju Leiden naik kereta. Dua jam di perjalanan, sampai di Leiden Centraal Station, kami dijemput sama Dain dan Dennis.
Supeeeerr kangen ngobrol ngalor ngidul sama si Dain. Sampai di tempat Dain, kami makan pastel (buatan Dain, dan saya dipaksa untuk bilang di sini biar semua orang baca dan tau kalo pastelnya enak banget!!! "Padahal ga usah dipaksa juga, menurut gue pastelnya enak, In!"). Then, sekitar jam 11 kami berempat (saya, Robin, Dain dan Dennis) jalan-jalan ke Amsterdam tanpa direncanakan sebelumnya.
Amsterdam, seru! Saya selalu suka setiap kali pergi ke sana. Ramai dan banyak orang dari berbagai penjuru dunia yang bisa saya temui di sana. Mungkin sama seperti Paris dan Jakarta, Amsterdam juga salah satu kota di dunia yang ga pernah benar-benar tidur. Dan malam-malam gini, apalagi yang dilihat di A'dam kalau bukan Red Light District, hehehe. Jadilah kami berempat menjelajahi jalan-jalan di Red Light District dan melihat-lihat 'pemandangan'. Dan malampun kami tutup dengan menikmati cheeseburger di McDonald Amsterdam centrum, sebelum akhirnya kembali ke Leiden untuk beristirahat.
(Amsterdam at night, with Robin and Dennis)